Minggu, 01 Januari 2012

Cross Love (Part 5)

Annyeong... akhirnya sampai di Part 5. Rencananya episode berikutnya bakal jadi ending buat cerita ini. Happy Reading...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hye Rin duduk dengan wajah yang mengisyaratkan bahwa dia sudah menderita kebosanan stadium 10. Bagaimana tidak? Sudah 2 jam dia di apartemen Kyuhyun, dan selama 2 jam itu juga Kyuhyun hanya menundukkan wajahnya pada PSP kesayangannya itu.

“Kyuuuu…” dia menghampiri Kyuhyun.

“Hm?” Kyuhyun masih asyik bermain game.

“Kita jalan-jalan saja, yuk! Aku bosan. Atau nonton?”

“Nonton saja. Aku punya DVD baru.”

“Jinja?” Kyuhyun hanya mengangguk. Hye Rin langsung menghampiri koleksi DVD Kyuhyun yang hampir semuanya adalah game, dan dia menemukan satu DVD yang masih terbungkus rapi. Hye Rin memutar DVD itu. “Wah thriller. Kyu pengertian sekali. Hihihi…”

Hye Rin mulai asyik menonton film, tapi Kyuhyun ternyata masih asyik memainkan PSPnya. Hye Rin tambah kesal. Apa gunanya nonton kalau Kyu tidak menemaninya?

“Kyu, berhenti main game. Bagaimana bisa kau mengerti ceritanya, kalau sambil main?”

“Aish, kau nonton saja dulu, nanti aku menyusul. Jangan ganggu, aku hampir menang.”

Hye Rin mengerucutkan bibirnya. Sudah mulai kesal. Lima menit, sepuluh menit, dua puluh, tiga puluh menit, habis sudah kesabarannya. Dia merebut PSP itu dari tangan Kyuhyun.

“Memangnya kau sesibuk itu main game sampai kau tidak punya waktu untuk menemaniku? Padahal saat kau bersama Mimie, kau bahkan tidak menatap PSP ini.”

“Aish, kenapa kau bawa-bawa Hye Mi-ah? Kau pikir hanya aku yang begitu? Kau juga bersikap sangat manis pada Dong Hae, sementara padaku? Hampir setiap waktu kau menjitak kepalaku yang berharga ini!”

“Itu karena kau selalu menyebalkan, Kyu! Apa kau mau pacaran dengan PSPmu saja, huh?”

“Kalau aku menyebalkan lalu kau apa? Dari wajahmu terlihat jelas bahwa kau begitu memuja Dong Hae hyung. PSP ini bahkan lebih baik darimu!”

“Apa kau bilang? Kau tidak sadar caramu memandangi Mimie itu terkadang juga membuatku risih. Aish, aku sudah tidak tahan lagi. Aku mau pulang!”

“Pulang saja, memang lebih tenang rasanya kalau aku sendirian dari pada terus mendengar ocehanmu!” seru Kyuhyun. Hye Rin mengambil tasnya dan cepat-cepat keluar. “Dan aku tidak mau mengantarmu!” tambahnya.

‘Siapa juga yang minta diantar olehnya?’ pikir Hye Rin. Dia menuju halte bus terdekat. Dia tidak ingin pulang. Satu-satunya hal untuk melampiaskan kekesalannya adalah basket.

^0^

Berkali-kali Hye Mi mengganti channel di televisinya, tetap saja tak ada yang menarik. Mang-manga yang dia beli beberapa hari yang lalu bersama Kyuhyun pun sudah habis dia baca.

“Hm… apa aku ke toko buku saja? Siapa tahu ada seri baru,” dia mengambil ponselnya yang tergeletak di tempat tidur. “Mudah-mudahan Dong Hae oppa tidak sibuk.”

Ditekannya angka 2. Teleponnya tersambung, tapi tak ada jawaban. Dicobanya sekali lagi.

‘Yoboseo,’ akhirnya Dong Hae mengangkat teleponnya.

“Oppa, aku ingin ke toko buku. Bisa temani aku?”

‘Bukannya kau baru pergi beberapa waktu yang lalu?’

“Benar, tapi aku benar-benar bosan sekarang ini oppa. Manga-manga itu sudah ku baca semua.”

‘Maaf, aku tidak bisa.’

Lagi? Kali ini alasan apa lagi yang dibuat Dong Hae? Hye Mi sudah hampir kehilangan kesabarannya.

“Jangan bilang oppa mau latihan basket lagi.”

‘Ada apa denganmu? Kenapa berkata seperti itu?’

“Kenapa oppa selalu menghindariku? Aku ingin ditemani oppa,” tangis Hye Mi tertahan.

‘Apa maksudmu? Aku benar-benar tidak bisa menemanimu. Aku sudah janji latihan basket dengan…’

“Rin-nie…” Hye Mi melanjutkan ucapan Dong Hae yang tertahan. “Jangan lanjutkan karena aku sudah bosan mendengarnya, oppa. Setiap kali aku meminta oppa menemaniku, oppa selalu menyiapkan seribu alasan untuk menghindarinya. Oppa lebih banyak menghabiskan waktu dengan Rin-chan dari pada aku.”

Dong Hae menghela nafas, lalu berkata, ‘Kau pikir aku tidak bosan? Kau selalu menelepon dan memintaku menemanimu ke sana sini. Aku bukan asisten yang harus menemanimu kemana pun kau pergi.’

Deg! Seakan ponsel di tangannya berubah menjadi palu besar yang menghantam kepalanya. *Iklan obat sakit kepala* Hye Mi menangis.

“Kenapa kau mengatakan itu oppa? Aku hanya ingin terus bersama oppa.”

‘Aku bosan kalau harus bersamamu setiap saat. Aku juga butuh waktu untuk diriku sendiri.’

“Apa oppa akan berkata seperti itu kepada Hye Rin? Apa oppa pernah menolak ajakannya untuk main basket sekali saja?” Hye Mi memburunya dengan pertanyaan yang selama ini ada di benaknya. Dong Hae tidak bisa menjawab. Hanya terdengar suara nafasnya. “Oppa… tidak bisa menjawabku?”

‘Aku lelah, maaf,’ Dong Hae memutuskan teleponnya. Hye Mi semakin terisak mendengar jawaban Dong Hae itu.

“Aku juga lelah padamu, oppa…”

^0^

Hye Mi pov

Aku membantu eomma memasak dengan setengah hati. Ucapan Dong Hae oppa kemarin masih berputar seperti tape recorder di kepalaku. Apa oppa benar-benar sudah bosan padaku dan mulai menyukai Rin-chan? Apa semua ini salahku yang selalu memintanya menemaniku? Tapi aku kan hanya ingin menghabiskan banyak waktu dengannya.

“Hye Mi-ah, gwenchanayo? Wajahmu terlihat murung dari tadi,” suara eomma mengagetkanku.

“Ah, aku… gwenchana, eomma. Mungkin kelelahan saja.”

“Kalian sudah lama tidak pergi bersama. Apa ada masalah?” Tanya eomma lagi.

“Mwo? Siapa maksud eomma?”

“Tentu saja aku membicarakan kau dan Hye Rin. “

Hye Rin? Benar juga, akhir-akhir ini kami jarang menghabiskan waktu bersama. Ini kan masalahku dan Dong Hae oppa, kenapa aku harus marah padanya?

“Nanti malam akan ada pesta kembang api. Ajaklah Hye Rin menemanimu. Walau aku tidak tahu apa masalah kalian, tapi aku tahu betul antara kalian berdua sedang ada sesuatu yang mengganjal. Suasana nanti malam mungkin bisa merubah keadaannya,” kata eomma dan merebut pisau yang kugunakan memotong wortel dari tadi.

“Gomawo, eomma,” hanya itu yang bisa kukatakan pada eomma. Ku lepaskan apron merah muda yang ku pakai, lalu naik ke kamarku. Ku raih ponselku dan menekan angka 1, panggilan cepat untuk Rin-chan.

‘Yeoboseo.’

“Rin-chan, kau tahu kan nanti malam ada pesta kembang api.”

‘Ne, wae?’

“Ayo kita pergi bersama. Sudah lama kita tidak jalan-jalan sebagai sepasang sahabat kan?”

‘Tadinya aku tidak mau pergi, tapi kalau Mimie yang mengajak aku mau. Baiklah.’

“Jinja? Nanti akan ku traktir kue beras sepuasmu. Otthe?”

‘Terserah kau saja.’

“Baiklah, sampai nanti, Rin-chan.”

Pip. Suasana hatiku sedikit membaik sekarang.

^0^

Kyuhyun pov

Kejadian kemarin membuatku benar-benar kesal pada Hye Rin. Aku sudah berusaha dengan baik menerimanya di apartemen ini. Yah, mungkin aku memang terus bermain game. Tapi dia butuh perlakuan seperti apa lagi? Lihat saja kelakuannya sendiri. Setiap waktu hanya bisa menjitakku. Mana mungkin aku bisa bersikap manis pada orang yang selalu menyiksaku seperti itu? Kalau kelakuannya pada semua orang seperti itu sih, tidak apa-apa. Tapi pada Dong Hae hyung, bahkan sekali saja aku tidak pernah melihat dia berekspresi jahat padanya.

Aku benar-benar tertekan kali ini. Hm, mungkin ada baiknya ku ajak Hye Mi ke game center. Ku telepon saja dia.

“Hye Mi-ah, mau tidak ke game center malam ini?”

‘Nanti malam?’ Hye Mi balik bertanya.

“Wae? Kau ada acara?”

‘Aniyo, hanya saja… nanti malam kan ada pesta kembang api.’

“Begitu ya…” aku berpikir sejenak. Pesta kembang api kelihatannya tidak terlalu buruk. “Kalau begitu kita pergi ke pesta kembang api saja.”

‘Entahlah, aku baru janjian dengan Rin-chan…’

“Arasseo, aku akan tinggal di apartemen saja sendirian.” Huft, pada akhirnya aku tetap saja sendirian.

‘Eh, kalau begitu aku pergi dengan oppa saja. Akan ku batalkan janjiku dengan Rin-chan.’

“Benarkah tidak apa-apa? Aku senang mendengarnya. Akan ku jemput ke rumahmu nanti malam.”

‘Tidak usah, oppa. Kita bertemu di sana saja.’

“Baiklah, kalau begitu sampai jumpa nanti malam.” Pip.

Mungkin dengan Hye Mi aku bisa melupakan kekesalanku pada Hye Rin. Tanpa sengaja mataku tertuju pada bungkusan di dekat koleksi DVDku. Itu adalah DVD yang Dong Hae hyung beli untuk Hye Rin. Yang benar saja, dia menyuruhku memberikannya pada Hye Rin. Ku remas bungkusan itu lalu ku lempar begitu saja ke lantai.

^0^

Hye Rin pov

Ponselku bordering kembali dan nama Mimie kembali muncul di layar. Ada apa lagi dengannya?

“Ada apa, Mimie?”

‘Um… Rin-chan, mengenai rencana kita yang tadi. Kita batalkan saja ya. Tiba-tiba aku harus mengunjungi rumah nenekku.’

“Ara… Aku memang tidak begitu ingin pergi.”

‘Mianhae, Rin-chan…’ suara Hye Mi terdengar seolah sangat menyesal.

“Kenapa minta maaf? Aku hanya ingin pergi karena kau yang mengajak tadi kan? Kalau kau tidak bisa ya tidak apa-apa. Jangan merasa bersalah begitu,” ucapku. Sesaat hanya terdengar desahan nafas Hye Mi. Sebenarnya dia kenapa?

‘Baiklah, ku traktir kue beras kapan-kapan ya…’

“Ne.”

Pip. Aneh sekali dia. Tadi tiba-tiba menelpon dan mengajakku ke Pesta Kembang Api. Baru selang beberapa menit dia sudah membatalkannya dan minta maaf. Aku tidak merasa keberatan sama sekali. Lalu ponselku kembali berdering. Hari ini ponselku sering sekali mendapat panggilan.

‘Hye Rin-ah, kau sedang apa?’ rupanya Dongie yang menelpon.

“Kenapa aku harus memberitahumu?”

‘Karena nanti malam aku akan mentraktirmu kue beras. Mau?’

“Hm… aku ini orang yang sibuk, Dongie. Tapi kalau kue beras sepuasnya mungkin akan ku pertimbangkan.”

‘Aku mengerti, kau bisa makan sepuasmu. Jadi sampai jumpa di pesta kembang api.’

Pip. Yah, selagi Hye Mi mengunjungi rumah neneknya tidak ada salahnya aku menerima ajakan Dongie.

^0^

Dong Hae pov

Aku mencari-cari Hye Rin di antara banyaknya orang. Kemana anak itu?

“Kau mencari apa?” tiba-tiba seseorang berbisik tepat di telingaku dan membuatku merinding.

“Aish, suaramu itu seperti bisikan setan,” aku setengah berteriak pada Hye Rin yang berdiri di dekatku. “Tentu saja aku mencarimu dari tadi. Ku pikir kau tidak datang.”

“Untuk kue beras gratis aku pasti datang. Kau tidak lupa kan, janjimu?”

“Iyaaaa, tenang saja. Kajja, kita makan kue beras di pinggir jalan itu sambil menunggu kembang api.”

Kami makan kue beras sepuasnya. Sesekali Hye Rin mengajakku adu makan, dan tentu saja aku selalu kalah sehingga dia selalu punya kesempatan untuk menjitak kepalaku. Tapi aku senang bisa bercanda seperti ini dengannya. Lebih-lebih setelah pertengkaranku dengan Hye Mi kemarin.

“Dongie, kau tahu film thriller yang berjudul Orphan? Memang sudah agak lama sih, tapi aku belum nonton. Kau punya DVDnya?”

“Orphan?” kelihatannya aku familiar dengan film itu. Bukannya itu film yang ku titipkan pada Kyuhyun waktu itu. “Kau belum nonton?”

“Belum, akhir-akhir ini aku jarang nonton.”

“Tapi sudah lama aku menitipkannya pada Kyuhyun. Aku sengaja membelikannya untukmu.”

Hye Rin terdiam, seperti orang yang sedang berpikir. Apa mungkin Kyuhyun belum memberikannya pada Hye Rin?

“Hei, kau memikirkan apa?” aku melambaikan tanganku di wajah Hye Rin. “Kyuhyun belum memberikan DVD itu padamu?”

“Kyu… dia.. oh, sudah. Tapi aku… aku lupa… Hei, itu kembang apinya!” Hye Rin menunjuk langit yang kini menjadi terang dengan kembang api.

“Kajja, aku tahu tempat yang paling bagus untuk melihatnya!” ajakku.

^0^

Author pov

Kyuhyun dan Hye Mi mengamati kembang api yang indah itu di tepi sungai Han. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang berbulan madu. Hye Mi merebahkan kepalanya di bahu Kyuhyun. *Kalo bingung, persis kayak Taeyeon sama Siwon di mv seoul*

“Kau menikmatinya?” Tanya Kyuhyun.

“Tentu saja. Aku senang kau di sini untuk menemaniku.”

Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan Hye Mi.

“Di sini, Rin-nie. Kau pasti tidak akan kecewa!” tiba-tiba Kyuhyun mendengar suara namja di dekatnya. Sepertinya dia familiar dengan suara itu.

“Benar sekali, Dongie! Di sini lebih indah. Aku suka!” sahut seorang yeoja, yang Kyuhyun juga merasa mengenal suara itu.

Hye Mi yang sedang bersandar di bahu Kyuhyun juga memiliki pikiran yang sama. Dia seolah membeku, tak tahu harus berbuat apa.

Namja dan yeoja itu adalah Dong Hae dan Hye Rin yang sedang menikmati kembang api. Mereka kelihatan bersemangat sekali sampai kaki Dong Hae yang berdiri di sebelah Kyuhyun tanpa sengaja mengenainya.

“Oh, mianhae, aku tidak sengaja,” Dong Hae minta maaf pada orang yang terkena kakinya itu. Tapi.. dia kelihatannya kenal. “Kyu, kau kah itu?”(TBC)

Cross Love (Part 4)

Dong Hae membisikkan sesuatu pada Seohyun.

“Maaf, kurasa ada kesalahan di sini. Yeojachinguku itu Park Hye Mi. Coba kau cek lagi.”

“Tapi di sini tertulis begitu,” Seohyun berbisik pada Dong Hae. “Untuk penjelasan, ini dipilih sesuai polling favorit peserta promnite malam ini. Jadi hubungan pribadi tidak berpengaruh di sini. Song Hye Rin, silakan ke atas panggung.”

Hye Rin menoleh ke arah Kyuhyun dengan tatapan ‘tolong-aku’. Kyuhyun membalas tatapannya dengan ‘tidak-apa-apa-naiklah’. Hye Rin memahami maksud Kyuhyun, dia maju dan berdiri di sebelah Dong Hae.

“Andwe, jadi dia itu Song Hye Rin?” semua yeoja yang dari tadi jadi tukang gossip mulai saling berbisik.

Seohyun memasangkan mahkota pada Dong Hae dan Hye Rin, memasangkan slempang, dan memberikan buket bunga.*Hye Rin : Kayak pemilihan Putri Indonesia ajah! Dong Hae : Berarti gue Putra Indonesia dong! Hye Mi : Oppa, tidak ada pemilihan Putra Indonesia. Kyuhyun : Aish, kalian bertiga sama-sama babo! Ini Korea, halloooo.* (author : gak usah ditanggepin!)

“Selanjutnya kita umumkan Best Couple. Ini dipilih berdasarkan pendapat siswa-siswa Shinhwa mengenai pasangan paling cocok di sekolah kita. Dan… Best couple adalah… Kyu-Mi. Cho Kyuhyun dan Park Hye Mi.”

Jder! Rasanya seperti disambar petir. Pasangan paling cocok? ‘Jadi maksudnya aku dan Kyu tidak cocok?’ pikir Hye Rin dalam hati. Kyuhyun sendiri maju dengan ekspresi yang datar. Hye Mi beda lagi, wajahnya seperti anak-SD-yang-akan-dihukum-Kepala-Sekolah-karena-datang-terlambat. Dia menatap Hye Mi sambil bergumam ‘Mianhae…’ pada Hye Rin yang hanya membalasnya dengan senyuman getir.

^0^

Pagi itu, rasanya Hye Rin ingin pura-pura sakit dan segera pulang. Fotonya bersama Dong Hae semalam terpampang dimana-dimana. Bukan hanya itu, yang lebih menyakitkan adalah Best Couple Kyu-Mi yang juga tidak kalah ramai ditempel di seluruh sekolah, bahkan di kantin gambar mereka berempat terpampang jelas. Dan tidak berhenti di situ. Karena foto mereka yang menjadi sampul Shinhwa weekly menarik perhatian orang-orang bahkan di luar Shinhwa, sekolah jadi banyak didatangi wartawan. Bahkan Dong Hae ditawari main film dan Khyuhyun jadi model.

Kepala sekolah Lee Sooman tentu saja senang bukan main karena ini sangat berguna bagi eksistensi sekolah dan tentu saja dirinya sendiri.

“Iya, mereka tidak hanya punya wajah yang menawan tapi prestasi mereka di sekolah juga sangat baik. Lihat, Raja dan Ratu ini? Mereka adalah kapten tim basket dan berkali-kali menjuarai berbagai kompetisi basket. Bahkan tahun lalu menjuarai tingkat nasional. Dan Best couple, namja ini bernama Cho Kyuhyun. Tahun lalu dia mendapat medali emas dalam olimpiade matematika. Dan yeoja ini adalah siswa terbaik di kelas spesial…”

Mereka berempat malah berekspresi sebaliknya. Mereka dipaksa untuk menjadi sampul majalah terkenal di Seoul dengan seragam sekolah. Awalnya Hye Rin jantungan karena setiap hari dia hampir tidak pernah memakai seragam lengkap. Setelah memohon ke sana kemari, dia akhirnya mendapat pinjaman.

“Say kimchi…”

Mereka berempat tersenyum dipaksakan lantaran posisi mereka sangat-sangat tidak mengenakkan. Dong Hae duduk bersandingan dengan Hye Rin sementara Kyuhyun dan Hye Mi di belakang mereka. *foto keluarga*

^0^

Hye Mi pov

Sudah seminggu berlalu sejak skandal Pasangan yang Tertukar itu.*jadi inget sinetron* Kami berempat sudah sepakat untuk menganggap ini bukan masalah yang besar dan hanya kebetulan semata. Wartawan-wartawan yang kurang kerjaan itu sudah berhasil dibasmi. Kami mulai lega, walau wajah kami masih ada di mana-mana.

Aku menelusuri rak buku tempat aku menyimpan koleksi manga. Aish, aku lupa membeli seri baru. Hmm, skandal itu benar-benar menyita waktu sampai aku lupa update koleksiku. Aku menekan angka 2 di ponselku, panggilan cepat untuk Dong Hae oppa.

‘Ada apa Mi-ah?’

“Oppa, aku lupa update manga baru. Ayo temani aku…” pintaku.

‘Mian, aku lelah sekali hari ini Mi-ah. Kau tidak apa-apa kan, pergi sendiri?’

Selelah itukah sampai dia tidak mau menemaniku? Hm, tapi aku tidak boleh memaksanya juga.

“Begitu… Baiklah, aku akan pergi sendiri. Oppa istirahat saja.”

Pip. Huft, lagi-lagi harus pergi sendirian. Kalu dipikir-pikir selama ini Dong Hae oppa bukannya menemaniku, tapi mengantarku saja. Karena dia pasti hanya menunggu di luar. Apa aku harus mengajak Hye Sung? Tapi tungu… tiba-tiba aku teringat seseorang. Ku tekan angka 3.

“Yeoboseo, Kyuhyun oppa…”

^0^

Hye Rin pov

Andweeee… Eomma pergi bersama Appa dan Ha Rin Eonnie TANPA PAMIT PADAKU! Dan lebih parahnya lagi tidak ada makanan. Hanya note kecil yang menggantung di pintu kamarku.

‘Jangan panik dan lapor polisi dulu. Kami tidak diculik. Eomma, Appa, dan Eonnie pergi ke rumah Bibi Jang. Hanya dua hari. Kami pastikan akan pulang dengan selamat.

Eomma-Appa-Eonnie

Justru sekarang aku ingin sekali melaporkan mereka bertiga ke polisi dengan tuduhan penganiayaan anak usia dini. Dengan meninggalkanku sendiri tanpa makanan itu sama saja dengan menganiaya aku. Itu artinya aku harus memasak sendiri. Huaaaaa…..

Cepat-cepat ku ambil ponselku dan menekan angka 2.

‘Yeobo…’

“Kyuuuuu… tolong aku!” aku langsung berteriak tidak karuan.

‘Aish, kau mau merusak gendang telingaku huh?’

“Tapi aku benar-benar panik sekarang. Tidak ada Eomma, tidak ada Appa, tidak ada Ha Rin Eonnie. Aku benar-benar sekarat Kyu!”

‘Lalu apa hubungannya kau sekarat dengan berteriak-teriak padaku?’

“Mmm…hehehe…” aku merubah gaya bicaraku. “Kyu, bisakah kau… er… menemaniku belanja lalu memasak, lalu sebagai hadiahnya kau bisa makan malam gratis di rumahku.”

‘Andwe… Aku tidak mau! Aku sibuk, sangat sibuk! Lagi pula aku tidak mau besok masuk rumah sakit karena keracunan makanan yang buat.’

Pip! Tut, tut, tut….

Huaaa… Eomma, Appa, Eonnie, kenapa ada orang yang lebih jahat dari kalian bertiga? Lalu bagaimana nasibku? Eits, tunggu! Masih ada satu orang lagi. Aku yakin dia mau menemaniku. Ku tekan angka 3.

‘Yeoboseo…’

“Dongie… Syukurlah ada kau!”

^0^

Kyuhyun pov

Yang benar saja! Dia memintaku menemaninya belanja, lalu memasak, dan… aish, aku sampai merinding kalau mengingatnya. Memakan makanan yang dibuat oleh tangannya sendiri. Aku belum siap mati. Main game di kamarku berjuta-juta kali lebih baik dari pada memenuhi keinginannya itu. Aku meraih PSP ku dan mulai bermain. Tapi kemudian permainanku terganggu oleh suara ponsel di sebelahku. Ah, ku abaikan saja. Tapi aku agak sedikit terganggu dengan nada dering ponselku itu. Aish, Hye Rin, kau cari mati. Ku pause gameku dan menatap layar ponsel. Ternyata Hye Mi.

‘Yeoboseo, Kyuhyun oppa…’

“Ne. Ada apa?”

‘Umm, sebenarnya tadi aku meminta Dong Hae oppa, tapi dia tidak bisa. Jadi… aku meneleponmu.’

“Meminta apa?”

‘Aku ingin ke toko buku. Oppa bisa tidak menemaniku? Aku janji tidak akan lama.’

“Ne, aku akan menemanimu. Lama juga tidak apa-apa. Aku sedang tidak ada kerjaan di sini.”

‘Jinja? Wah, aku senang sekali oppa. Nanti ku traktir sepulang dari toko buku. Sampai nanti.’

Pip. Aku mengambil kunci mobilku dan bergegas ke rumah Hye Mi. Yah, setidaknya aku tidak akan keracunan karena menemani Hye Mi kan?

^0^

Dong Hae pov

Kuletakkan ponsel di meja sebelah tempat tidurku. Maafkan aku, Hye Mi. Tapi aku benar-benar tidak dalam kondisi yang siap untuk mati-kebosanan-karena-menunggu-orang-membeli-buku. Mungkin alasan lelah memang sengaja ku buat, tapi kalau aku menemaninya pada akhirnya aku akan lelah juga kan? Aku baru saja merebahkan tubuhku di tempat tidur saat ponselku bernyanyi lagi. Aku sudah bersiap-siap dengan suara lelah yang dibuat-buat. Tapi ternyata nama yang tertera di layar ponselku adalah Basket Queen.

“Yeoboseo…” sapaku, tidak jadi menggunakan suara lelah.

‘Dongie… Syukurlah ada kau!’

“Waeyo?”

‘Oh, kau tahu? Aku benar-benar sekarat saat ini. Aku hanya sendirian di rumah. Eomma, Appa, dan Ha Rin Eonni pergi ke rumah Bibi Jang selama 2 hari. Bagaimana ini?’

“Lalu?”

‘Aish, jangan bilang kau akan memperlakukan aku seperti Kyu si setan gila itu.’

“Bukan, bukan itu maksudku, tapi…”

‘Arasseo… Kau tidak mungkin sejahat dia. Kau bisa kan, menemaniku belanja, memasak, dan kau bisa makan malam gratis di rumahku. Yayaya? Jebal…’

Aku terkikik geli mendengarnya bicara.

‘Jangan tertawa seperti itu. Aku baru saja ditelantarkan oleh Kyu.’

“Ara, aku akan segera ke sana.”

‘Jinja? Sudah ku duga kau bukan setan seperti Kyu. Sampai nanti.’

“Ne.”

Pip. Dia benar-benar lucu dan bisa ku bayangkan ekspresinya seperti apa saat ini. Aku mengenakan jaket hitamku dan mengambil kunci mobil. Mian, Hye Mi-ah. Aku benar-benar tidak tega mendengar Hye Rin sendirian.

^0^

Author pov

Sudah satu jam Dong Hae menemani Hye Rin berputar-putar di minimarket dan troli yang mereka bawa dari tadi hanya berisi beberapa bungkus ramyun dan minuman. Berkali-kali Hye Rin mengeluhkan kemampuan memasaknya yang jika diskala dari 0 sampai 10 mungkin dia hanya mendapat nilai 1,5. Semua bahan yang dari tadi Dong Hae sarankan selalu dia letakkan lagi sambil berkata, “Aku tidak ahli mengolah bahan yang ini.” Kenyataannya dia memang tidak ahli mengolah apa-apa.

“Menurutku kita pulang saja dan makan ramyun,” kata Dong Hae akhirnya.

“Ya, benar juga. Ayo, kita pulang saja. Aku sudah pusing dari tadi memutari minimarket ini,” Hye Rin mendorong trolinya. “Tapi kau tidak apa-apa makan malam ramyun saja?”

“Kalau makan denganmu pasti kenyang,” jawab Dong Hae.

“Kau menggodaku?”

“Iya, aku memang sedang menggodamu.”

Hye Rin hanya tertawa datar. Tapi sial sekali karena ucapan Dong Hae itu membuat jantungnya jadi tidak terkontrol. Cepat-cepat dia mendorong trolinya ke kasir.

“Huft, akhirnya kita bisa mendapatkan bahan makanan yang kita inginkan,” ucap Hye Rin sambil meletakkan belanjaannya yang hanya berupa ramyun dan minuman di meja dapur.

“Kau bicara begitu seolah kiita sudah membeli ikan, daging, bermacam sayuran, buah, dan cemilan padahal hanya ramyun saja. Lalu sekarang apa?”

“Kau masih bertanya. Tentu saja bantu aku memasak ramyun.”

“Membantumu? Kau bilang sudah bisa memasak ramyun. Ku pikir aku hanya tinggal menunggu makan malam.”

“Hihihi, sebenarnya aku hanya bisa menyalakan kompor dan menuangkan air, selebihnya Ha Rin eonnie yang biasa melanjutkan. Aku kan tidak tahu tingkat kematangan yang baik,” Hye Rin nyengir.

“Ya sudah, kau duduk saja. Aku khawatir bukannya menyalakan kompor, kau malah membakar rumahmu sendiri.”

“Aniyo, aku akan menemanimu Dongie…”

Dong Hae merebus ramyun yang mereka beli tadi. Hye Rin hanya membantu mencicipi saja.

“Aigoo, ternyata kau bisa masak juga Dongie. Memang beda dengan Kyu. Dia hanya bisa mengataiku, padahal dia sendiri juga tidak bisa masak. Ck, ck, ck, ini enak sekali.”

“Ini kan makanan instan, semua orang pasti bisa membuatnya.”

“Tapi aku tidak,” balas Hye Rin santai sambil terus menikmati ramyunnya. Dong Hae hanya bisa menggelengkan kepalanya.

^0^

“Kau dan Dong Hae hyung baik-baik saja kan?” Tanya Kyuhyun.

“Kenapa bertanya seperti itu?”

“Kenapa malah kau yang bertanya padaku? Aku merasa wajahmu dari tadi kusut sekali.”

“Aku memang sedikit kesal. Kami sudah lama tidak kencan, tapi ku ajak menemaniku saja dia tidak mau,” jawab Hye Mi cemberut.

“Jadi aku hanya menjadi pelampiasan kemarahanmu padanya?”

“Tentu saja tidak. Aku bingung, tidak bisa marah padanya. Tenang saja aku mengajakmu karena memang kau teman yang baik, oppa,” Hye Mi tersenyum lebar. “Kalu oppa ingin pergi ke suatu tempat, aku bersedia menemani oppa.”

“Ya, memang harus begitu. Ini ku anggap hutang.”

Hye Mi masih tersenyum lebar. Dia memilih-milih manga kembali. Hari ini rasanya berlama-lama di toko buku tidak membosankan lagi karena Kyuhyun menemaninya dengan sabar. Hal yang tidak pernah dilakukan Dong Hae yang hanya bisa menunggunya di luar.

“Oppa, kenapa kau suka main game?”

“Itu sama saja aku bertanya kenapa kau suka manga?”

“Kenapa malah kau yang bertanya padaku?”

“Hahaha, percayalah kalau bermain game kau pasti tidak ingin berhenti. Mau bukti?”

Hye Mi mengangguk bersemangat.

“Ayo ikut aku ke suatu tempat.”

Kyuhyun membawa Hye Mi ke game center. Hye Mi sempat takjub melihat mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang dewasa yang mengunjungi tempat itu tampak sibuk bermain game. Kyuhyun mengambil tempat duduk dan memainkan salah satu game. Hye Mi memperhatikan baik-baik. Dan hanya dalam beberapa menit Kyuhyun menang.

“Oppa, kau memang hebat. Aku juga ingin main.”

Hye Mi pun ikut bermain dengannya. Berkali-kali dia kalah, tapi dia sangat menikmatinya. Dalam hati dia berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Kyuhyun yang membawa suasana baru untuknya.(TBC)

Cross Love (Part 3)


Hye Rin membuka pintu mobil lalu keluar. Saat dia akan menutup pintu mobil kembali, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah Hye Mi dan dia kenal betul pemilik mobil itu. Itu mobil Kyuhyun dan dia tidak sendirian. Hye Mi muncul dari dalam mobilnya.
“Rin-chan, kau sudah pulang bersama… oppa?” Hye Mi yang keluar dari mobil Kyuhyun tampak kaget.

“Kau juga baru pulang bersama Kyu?”

Kyuhyun keluar, seperti halnya Dong Hae. Sejenak mereka berempat saling tatap satu sama lain. Lalu Hye Rin tertawa.

“Kenapa kalian jadi seperti manekin? Jangan sampai ahjumma-ahjumma di sekitar sini pingsan karena dua pangeran di sini,” ucap Hye Rin. “Yang satu pangeran ikan, yang satu pangeran setan. Wah, luar biasa!”

“Aku akan segera pulang. Mian, Rin-nie. Aku tidak bisa mampir,” ucap Kyuhyun.

“Memangnya siapa yang mengajakmu mampir, setan?”

“Yak, kau ini! Kalau begitu aku mampir saja.”

“Sudah, pulang sana! Aku lelah sekali, Kyu. Kecuali kalau kau mau menemani eomma memasak makan malam.”

“Andweee… Ya sudah aku pulang dulu ya. Bye, Hye Mi-ah…”

Ekspresi Hye Rin berubah seketika. Kyuhyun bahkan tidak merasa bersalah dengan kata-katanya barusan. Dia bukannya mengucapkan Rin, tapi Mi. Tapi Hye Rin berusaha menepis pikiran gila itu, lagi pula mungkin Kyu berkata seperti itu karena dia mengantar Hye Mi tadi.

“Aku juga pamit dulu ya, Rin-nie.”

Dong Hae melajukan mobilnya. Tersisa dua yeoja yang sama-sama sibuk dengan pikiran gila masing-masing.

“Ummm, Mimie aku masuk dulu. Nanti malam mau nonton bersama? Aku punya DVD thriller baru.”

“Ne, tapi setelah itu nonton film romantis ya. Di rumahku saja. Aku akan buatkan cemilan yang banyak.”

“Baiklah. Bye.”

Dua yeoja memasuki rumah masing-masing, sama-sama berusah menghapus prasangka yang ada di hati mereka.

^0^

“Selamat malam, ahjumma. Mimie ada?” Hye Rin membungkukkan badan pada Park ahjumma.

“Hye Rin-ah, langsung masuk saja. Kenapa baru datang sekarang? Kami baru saja membereskan makan malam,” sapa Park ahjumma.

“Ani, aku sudah makan malam ahjumma. Malam, ahjusshi…” sapanya pada Park ahjusshi.

“Rin-ah, mau nonton bola bersama ahjusshi?” ajak ahjusshi.

“Aku sudah janjian dengan Mimie nonton DVD bersama. Mian, ahjusshi. Aku ke atas dulu,” jawabnya.

Hye Rin mengetuk pintu kamar Hye Mi, sesaat kemudian Hye Mi membuka pintu.

“Ayo, ada yang ingin ku perlihatkan padamu,” Hye Mi menarik tangan sahabatnya itu dan mendudukkannya di hadapan laptopnya. Rupanya Hye Mi sedang mengamati foto-foto sekumpulan anak kecil dengan seorang namja di tengah-tengah mereka dan Hye Rin tahu betul itu adalah Kyuhyun. Dia terlihat lucu dan kewalahan.

“Lucu sekali wajahnya. Benar kan, Rin-chan? Tadi sore seru sekali. Kyu oppa kelihatan kesal karena anak-anak itu.”

Hye Rin masih diam. Dia belum bisa menghentikan pikirannya. Seingatnya Hye Mi bukan tipe yeoja yang suka mengambil foto orang diam-diam bahkan Dong Hae sekalipun. Nah, sekarang kenapa harus Kyuhyun?

“Mimie, kenapa kau mengambil foto Kyu?”

“Habis, oppa lucu sekali. Aku merasa harus mengabadikannya. Hahaha…”

“Kita nonton saja yuk! Aku sudah tak sabar nonton DVD yang ku beli tadi bersama Dongie,” Hye Rin mengalihkan pembicAraan.

Sekarang malah Hye Mi yang terdiam. Dia hanya memandang lurus ke arah Hye Rin yang memutar DVD dan mengambil bantal dari tempat tidurnya.

“Oppa… menemanimu membeli DVD?”

“Ne, tadi di perjalanan pulang aku mengajaknya mampir sebentar untuk membeli DVD. Ternyata seleranya bagus juga. Aku hanya membawa uang yang cukup untuk satu DVD jadi aku memintanya memilihkan yang paling bagus menurutnya. Dan dia memilihkan ini.”

Walau kecewa, tapi Hye Mi berusaha membuat dirinya memahami bahwa Dong Hae menemani Hye Rin karena kebetulan saja. Bukannya mereka pulang bersama, jadi yah wajar-wajar saja kalau sekalian mampir untuk sekedar membeli DVD.

“Kau tidak lelah nonton sambil berdiri?”

“Oh, iya benar,” Hye Mi, yang tersentak langsung mengambil bantal dan tiduran di sebelah Hye Rin.

Dua sahabat itu menonton DVD dengan pikiran masing-masing. Hye Rin berusaha untuk konsentrasi pada filmnya tapi tetap saja dia tak habis pikir bagaimana mungkin Hye Mi mengambil foto Kyuhyun dengan alasan lucu. Dia sudah lama mengenal sahabatnya itu dan itu sama sekali bukan sifatnya yang biasa.

^0^

Kyuhyun sedang memilih-milih DVD game yang akan dia beli saat tanpa sengaja dia melihat Dong Hae juga kelihatan mencari sesuatu.

“Hyung, sedang apa?” sapa Kyuhyun.

“Oh, kau rupanya, Kyu. Aku sedang memilih DVD thriller. Kau sendiri?” Kyu memperlihatkan DVD gamenya. “Ara, pasti game lagi.”

“Mau minum kopi?”

Beberapa menit kemudian, mereka sudah duduk-duduk di suatu café dekat toko DVD. Hal yang tidak biasa karena mereka jArang bicara hanya berdua seperti sekarang. Mereka selalu berempat.

“Ini, ku titipkan padamu saja,” Dong Hae menyodorkan bungkusan yang berisi DVD pada Kyuhyun.

“Mwo? Apa ini?”

“Itu DVD thriller, Rin-nie pasti suka. Aku sedang melihat-lihat tadi dan saat melihat DVD ini aku teringat padanya.”

“Arasseo…” jawab Kyuhyun seadanya. “Oh, ya. Besok boleh aku berangkat ke klub bersama Mi-ah? Menurutku sangat tidak efektif kalau aku yang naik mobil sendirian dan Mi-ah harus naik bis sendirian juga.”

“Hahaha, bicaramu aneh sekali. Tentu saja tidak apa-apa, lagi pula aku juga harus latihan basket dan aku senang jika ada yang menemani Mi-ah.”

“Kita seperti bertukar yeojachingu saja ya, hahaha.”

Dua namja itu hanya tertawa ringan.

^0^

Hye Rin terduduk lemas, berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

“Kemana staminamu yang bagus itu, Ratu Basket?” Dong Hae tertawa sambil memantul-mantulkan bola di tangannya.

“Kebetulan saja aku sedang dalam suasana yang buruk sekarang. Lihat saja, kapan-kapan aku pasti mengalahkanmu, Dongie!”

“Tapi yang jelas hari ini kamu kalah, jadi kau harus mentraktirku. Arasseo?”

“Ne… Ara, Ara…” Hye Rin meneguk minumannya banyak-banyak.

“Aku mau makan jajangmyeon, tteokbokki, spaghetti, pizza, lalu makanan penutupnya…”

“Kau minta ditraktir apa mau merampok? Aku mentraktirmu semangkuk jajangmyeon saja, minumnya kau bayar saja sendiri.”

“Andweee… apa-apaan itu? Namanya ditraktir harusnya seratus persen gratis!”

“Di perjanjian kan tidak ada aturan mentraktir apa saja. Lagi pula itu sudah seratus persen gratis jajangmyeon.”

“Aish, kau benar-benar pelit.”

“Kajja, aku tahu tempat jajangmyeon yang enak.”

Hye Rin menarik tangan Dong Hae, dan memaksa Dong Hae untuk membiarkannya menyetir mobil. Kemudian mereka tiba di depan kedai jajangmyeon.

“Ahjumma jajangmyeon dua ya…” kata Hye Rin pada seorang wanita paruh baya.

“Kau mengenalnya?”

“Ne, si setanKyu itu sering makan di sini dan sering memintaku menemaninya makan. Kami sering adu makan sampai sudah tak kuat makan lagi.”

Mereka mengambil tempat duduk di paling pojok. Tak lama kemudian, pesanan mereka datang dan Dong Hae mulai melahap jajangmyeon di hadapannya.

“Mmmm…. Ternyata jajangmyeon gratis lebih enak ya rasanya.”

Mereka berdua tertawa. Lalu tiba-tiba ada sebuah suara yang menghentikan candaan mereka.

“Kalian sedang apa di sini?” ternyata Hye Mi sudah berdiri di dekat mereka. Dan dia tidak sendiri, Kyuhyun yang berdiri di depan meja kasir sedang berjalan menuju mereka.

“Kau tahu, tadi Hye Rin kalah tanding denganku, jadi sebagai hadiahnya dia harus mentraktirku makan jajangmyeon. Kau sendiri?” Dong Hae menjawab dengan tenang.

“Tadi eomma memintaku membeli jajangmyeon untuk makan malam karena dia sibuk dan tidak sempat masak. Lalu Kyu oppa mengajakku kesini, katanya ini adalah tempat jajangmyeon yang paling enak.”

“Rin-nie, aku juga mau ditraktir,” Kyuhyun duduk di sebelah Hye Rin dan sukses dijitak oleh Hye Rin. “Yak, kau hobi sekali menjitak kepalaku. Bagaimana kalau aku jadi babo sepertimu?”

“Kau itu memang sudah babo, Kyuuuu,” Hye Rin mencubit pipi Kyuhyun gemas.

“Aku sudah selesai, ayo pulang sama-sama,” ucap Dong Hae.

Hye Mi menyelesaikan pembayarannya dan membawa bungkusan jajangmyeon. Setibanya di luar, Hye Rin hendak membuka pintu mobil Kyuhyun tapi kemudian terhenti. Ada tangan lain yang juga hendak membuka pintu mobil Kyuhyun.

“Oh, mian, Rin-chan. Aku lupa karena tadi Kyu oppa yang mengantarku, dan kau diantar Hae oppa. Ku pikir kau akan ikut Hae oppa lagi.”

“Gwenchana, kau mau ikut Kyu?”

“Ani,” Hye Mi menghampiri mobil Dong Hae.

Hye Rin tampak diam selama perjalanan. Setengah hati merasa tidak enak pada Hye Mi, tapi setengahnya lagi dia merasa apa yang dia lakukan sudah benar. Kyuhyun kan namjachingunya.

“Gwenchanayo, Rin-nie?”

“Tumben kau tidak memanggilku babo?”

“Jadi kau lebih suka dipanggil babo? Kau benar-benar yeoja yang aneh. Aku kan sedang berusaha bersikap romantis padamu, chagiya…” Kyuhyun mengeluarkan evil smirknya.

“Hentikan Kyu, atau aku akan menjitakmu seratus kali.”

“Bisakah kau memanggilku oppa, seperti Hye Mi-ah? Sekaliii saja.”

“Shireo, aku tidak akan pernah dan kamu jangan pernah berharap. Lagi pula usia kita kan hampir sama Kyu.”

“Tapi kau kan lebih muda satu tahun dariku, jadi sepantasnya kau memanggilku oppa. Hye Mi-ah saja memanggilku oppa, kenapa kau yeojachinguku tidak mau?”

“Kalau begitu kau jadi namjachingunya Mimie saja.”

“Benar juga. Lagi pula Mimie itu tidak babo sepertimu.”

“Kau… Lebih suka bersama Mimie dari pada denganku?” tiba-tiba Hye Rin bertanya serius.

“Mwo? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?”

“Habis, kau selalu membandingkan aku dengan Mimie.”

“Kau cemburu ya?” lagi-lagi Kyuhyun tersenyum evil.

“Aku serius Kyuuuu….!”

Sejenak Kyu tersenyum, tapi tidak evil. Dia menggenggam tangan Hye Rin hangat. “Bagaimanapun juga kau yeojachinguku. Dan aku sudah memberikan hatiku padamu sejak aku menembakkan bola basket waktu itu.”

Wajah Hye Rin bersemu merah. “Hentikan kata-kata itu, Kyu. Kau tampak mengerikan tahu!” Hye Rin melepaskan genggaman tangannya, sebelum jantungnya tambah tidak karuan. Kyuhyun masih tersenyum manis.

Di mobil Dong Hae, Hye Mi juga berputar-putar dengan perasaan yang tidak karuan. Dia merasa tidak enak pada Hye Rin, dan merasa sangat bodoh.

“Gwenchanayo, Mi-ah?”

“Aniyo, tadi oppa bagaimana bisa mengalahkan Rin-chan?” Hye Mi mengalihkan pembicaraan.

“Oh, itu. Kenapa pertanyaanmu itu seolah meragukan kemampuanku? Aku ini kan kapten tim basket.”

“Bukan begitu oppa, aku tidak bermaksud begitu…” Hye Mi tampak merasa bersalah dan hampir menangis.

“Hei, kenapa kau seperti itu? Santai saja, aku kan cuma bercanda.”

“Mianhae, oppa. Aku takut oppa marah padaku.”

“Kau perlu sedikit lebih santai agar tidak dipermainkan orang. Lihat Hye Rin-ah. Dia tidak terlihat kesusahan tiap aku bertemu dengannya. Kau harus banyak belajar darinya.”

Hye Mi terdiam sesaat, “Apa oppa menyukai Rin-chan?”

“Ya, aku suka caranya bermain basket.”

“Hanya itu?”

“Waeyo? Jangan bilang kau cemburu.”

“Ani, aku hanya merasa oppa dan Rin-chan tampak cocok.”

Dong Hae tersenyum, “Tapi aku memilihmu, bukan dia.”

Walau Dong Hae mengucapkannya sambil tetap serius menyetir, Hye Mi merasa ada kehangatan dalam ucapan Dong Hae tadi. Dia sudah cukup lega.

^0^

“Kalian berempat harus datang ya. Terutama kau, Hye Rin. Jangan coba-coba memakai T-shirt dan celana basket. Temanya adalah Kingdom party dan akan ada pemilihan Raja dan Ratu pesta dan Best couple,” Seohyun menjelaskan dengan penuh semangat.

Hye Rin dan Dong Hae menatap selebaran School Promnite yang diberikan Seohyun tadi. Kyuhyun dan Hye Mi sebaliknya, malah tampak bersemangat.

“Kami pasti datang, dan aku pastikan ketampananku ini akan jadi pusat perhatian para yeoja, hahaha,” Kyuhyun tertawa licik.

Hye Rin menjitak kepala Kyuhyun tanpa bicara.

“Aigoo, kenapa harus ada pemilihan-pemilihan yang tidak penting begini? Norak sekali,” kata Dong Hae malas-malas.

“Kan bagus oppa, ayo kita harus menang,” Hye Mi sangat bersemangat.

“Kau tahu, aku akan benar-benar mengenakan T-shirt dan celana basket.”

“Dasar babo,” kali ini Kyuhyun yang menjitak kepala Hye Rin. “Jangan sampai kau mempermalukanku nanti.”

“Tenang saja, oppa. Aku akan mendandani Rin-chan sampai kau akan menatapnya terus.”

“Kalau itu benar-benar terjadi berarti aku harus siap-siap menjitak kepalanya selama pesta berlangsung,” kata Hye Rin.

“Pokoknya besok kau harus mengikuti perintahku, Rin-chan.”

“Terserah kau saja, tapi aku tetap memilih gaunku sendiri.”

^0^

Hye Rin mengikuti Hye Mi dengan malas-malasan. Hye Mi mulai mencoba-coba beberapa gaun yang berhasil membuat mata Hye Rin silau berkali-kali.

“Rin-chan, apa ini bagus?”

“Ne…” jawab Hye Rin tanpa melihat ke arah Hye Mi.

“Aku sudah mencoba 8 gaun dan jawabanmu tetap seperti itu, Rin-chan.”

“Ya, memang gaun-gaun itu cocok untukmu semua. Dari pada aku menjawab aniyo terus?”

Hye Mi hanya geleng-geleng kepala.

“Aku pilih yang ini saja, agasshi,” ucap Hye Mi pada pelayan dengan menyerahkan gaun berwarna pink. “Sekarang, kita pilih gaun yang cocok untukmu.”

Hye Rin mulai mencoba gaun-gaun, atau lebih tepatnya kemeja yang menurutnya nyaman dipakai. Berkali-kali Hye Rin harus mengganti bajunya karena Hye Mi terus menggelenggkan kepalanya tanda tak suka.

“Rin-chan, kita butuh gaun ke promnite. Bukan baju untuk nonton basket,” kata Hye Mi saat Hye Rin keluar dengan T-shirt dan celana basket.

“Tapi aku suka ini Mimie.”

“Pilih GAUN!” Hye Mi menekan kata gaun untuk lebih memperjelas.

“Arasseo, ini adalah pakaian terakhir dan kalau kau tidak juga suka, aku akan langsung pulang.”

Hye Rin kembali menutup tirai ruang ganti. Beberapa menit kemudian dia keluar dan Hye Mi tampak ternganga. Hye Rin mengenakan gaun hitam gothic tapi sangat cantik dan sesuai dengan karakternya *kalo bingung, gaunnya kayak gaunnya Avril Lavigne di mv alice*.

“Ini satu-satunya gaun yang ku suka di butik ini,” kata Hye Rin.

“Kenapa tidak mencoba itu dari tadi? Kita kan tidak perlu berlama-lama di sini? Itu cantik sekali, Rin-chan. Seleramu bagus juga.”

“Oh, syukurlah akhirnya kita bisa pulang.”

“Tapi kau tidak boleh pulang ke rumahmu. Aku sudah menelepon Song ahjumma bahwa kau akan tinggal di rumahku sampai malam.”

“Untuk apa?”

“Kau pikir aku akan membiarkanmu menggunakan gaun itu tanpa make up?”

Hye Rin hanya bisa menghela nafas pasrah.

^0^

Hye Rin cepat-cepat mencuci mukanya saat Hye Mi mengatakan waktunya habis. Dia benar-benar sudah tidak tahan mengenakan masker.

“Sekarang apa lagi?” Tanya Hye Rin setelah serangkaian perawatan yang mereka lakukan di kamar Hye Mi.

“Sekarang waktunya mandi dan mendandanimu sebelum berangkat,” jawab Hye Mi. “Eits, tunggu! Kau harus memakai ini.”

Hye Mi memberikan sekotak peralatan mandi pada Hye Rin.

“Kenapa kau tidak membuka salon saja?”

Hye Mi mendorong tubuh Hye Rin dan menutup pintu kamar mandi. Dia sendiri menuju kamar Hye Sung dongsaengnya untuk numpang mandi. Selang beberapa menit, mereka berdua mulai bersiap-siap, atau lebih tepatnya hanya Hye Mi saja. Karena Hye Rin hanya duduk pasrah menerima perlakuan Hye Mi pada wajahnya.

^0^

Bel rumah Hye Mi berbunyi. Park ahjumma membukakan pintu dan ternyata Dong Hae berdiri di depan pintu bersama Kyuhyun.

“Anyeong haseo, ahjumma,” sapa Dong Hae dan Kyuhyun bersamaan.

“Oh, Dong Hae dan Kyuhyun. Hye Rin dan Hye Mi sedang bersiap-siap.”

“Kami sudah selesai, eomma,” suara Hye Mi dari atas. “Ayo, Rin-chan.”

“Ugh, tiba-tiba aku merasa tidak enak badan.”

Hye Mi turun sambil menggandeng Hye Rin yang kesulitan berjalan dengan high heels di kakinya. Dong Hae dan Kyuhyun terpana.

“Sudah kubilang aku pakai sepatu boots saja.”

“Ssst, kau diam saja. Lihat namja-namja ini sampai ternganga melihatmu. Bahkan Hae oppa saja mengacuhkanku.”

Dong Hae tersentak. “Ah… bukan begitu Mi-ah, kau tetap yang paling cantik.”

“Kajja, kita sudah hampir terlambat.”

Mereka berempat berangkat. Kyuhyun tersenyum selama perjalanan. Hye Rin merasa rishi dengan sikapnya itu.

“Kau ini sudah gila ya?”

“Ani, hanya saja aku tidak menyangka bebek buruk rupa sepertimu bisa menjadi Cinderella.”

Lagi-lagi wajah Hye Rin memerah. “Er… kita sudah sampai,” dia mengalihkan pembicaraan.

Mereka berempat memasuki ballroom dimana sudah banyak siswa yang mulai berdansa di sana. Yeoja-yeoja penggemar Kyuhyun dan Dong Hae berteriak-teriak tidak karuan.

“Omo, Dong Hae oppa benar-benar tampan. Dia pasti jadi Raja pesta malam ini dan aku dengan senang hati bersedia menjadi Ratunya.”

“Kyuhyun oppa juga sangat menawan. Aku tidak bisa berhenti menatapnya. Tapi siapa yeoja yang digandenganya itu? Apa dia sudah putus dengan Song Hye Rin?”

Hye Rin berjengit mendengar yeoja-yeoja itu lupa padanya.

“Ku rasa Raja dan Ratu pesta adalah Dong Hae oppa dan Park Hye Mi. Mereka benar-benar pasangan sempurna.”

“Tapi pasangan Kyuhyun dan yeojachingunya yang baru juga sangat menawan.”

“Kan masih ada Best couple.”

“Aaaah, yang pasti akan ada persaingan ketat antara mereka berempat.”

“Ngomong-ngomong, kenapa Kyuhyun oppa bisa putus dengan si Ratu basket ya?”

“Lalu siapa yeoja itu? Aku tidak pernah melihatnya di Shinhwa.”

‘Kenapa promnite menjadi acara gossip?’ pikir Hye Rin.

“Kau tampak tidak nyaman. Minumlah dulu,” Kyuhyun menyodorkan segelas minuman padanya.

“Gomawo… Aku hanya ingin malam ini segera berakhir dan aku bisa membersihkan make up sial ini dari wajahku.”

“Benar kan, Rin-chan, mereka tidak mengenalimu,” sela Hye Mi.

“Ya, sekali-kali kau juga harus berpenampilan seperti ini. Yeoja yang waras pasti tahu itu,” Kyuhyun menambahkan.

“Yak, maksudmu apa bicara seperti itu hah?”

Dong Hae dan Hye Mi geleng-geleng kepala.

“Oh, aku tidak tahan lagi. Aku mau ke toilet,” Hye Rin menyerahkan minumannya pada Kyuhyun dan berlari kecil ke toilet.

“Oppa, aku mau minum. Bisakah kau ambilkan aku minuman?” pinta Hye Mi.

“Baiklah,” Dong Hae meninggalkan Hye Mi berdua dengan Kyuhyun.

Tiba-tiba, ballroom itu menjadi gelap. Hye Mi yang takut gelap spontan memeluk Kyuhyun erat. Sementara itu, Hye Rin yang sedang berada di toilet cepat keluar. Dia berusaha berjalan dalam keadaan yang gelap itu. Tapi dia tersandung kaki meja. Dia tidak bisa menjaga keseimbangannya dengan high heels yang dia pakai sehingga dia terjatuh dan mengenai tubuh seseorang dan posisinya tepat di atas orang itu.

“Oh, mian…” kemudian lampu kembali menyala dan ballroom jadi terang seperti biasa.

Kyuhyun yang sedang berpelukan dengan Hye Mi mendadak berdebar-debar. Hye Mi sadar dia tidak pernah dipeluk oleh Dong Hae dan Kyuhyun pun tidak pernah memeluk Hye Rin seperti ini. Mereka kemudian tersadar dan cepat-cepat melepas pelukan mereka.

“Mianhae, oppa. Aku takut gelap.”

“Gwenchana, aku mengerti.”

Dong Hae dan Hye Rin terdiam. Hye Rin merasakan hembusan nafas Dong Hae yang hangat di wajahnya, yang tak pernah dia alami saat bersama Kyuhyun. Dong Hae pun tidak pernah merasakan sedekat ini dengan yeoja, bahkan Hye Mi sekali pun. Hye Rin cepat-cepat bangun dan membetulkan gaunnya diikuti dengan Dong Hae yang tampak gugup.

“Mianhae, Rin-nie.”

“Aku yang harus minta maaf, aku… kurang hati-hati tadi.”

Mereka berdua berjalan menuju Kyuhyun dan Hye Mi yang masih dengan ekspresi gugup mereka. Dong Hae menyodorkan minuman di tangannya. Hye Mi meneguk minuman itu sampai habis.

“Nah, sekarang kita tiba pada saat yang kita tunggu-tungu. Pemilihan Raja dan Ratu pesta dan Best couple!” Seohyun berdiri di pentas dengan bersemangat.

Seluruh siswa merasa deg-degan dan penuh semangat, menunggu siapa yang terpilih.

“Seperti yang kalian ketahui empat pasangan yang terpilih pada malam ini akan mendapat kesempatan untuk menjadi sampul Shinhwa weekly dan akan dipampang di mading sekolah.”

“Ayo cepat umumkan saja,” semuanya sudah mulai tak sabar.

“Ok, pertama kita umumkan Raja dan Ratu pesta. Dan… Raja pesta adalah…. Lee Dong Hae, kapten tim basket yang tampil sangat memukau malam ini!”

Yeoja-yeoja penggemar Dong Hae berteriak-teriak. Hye Mi tersenyum dengan semangat. Dalam hati dia ingin sekali menjadi Ratu pesta agar bisa bersanding dengan namjachingunya itu.

“Kali ini, Ratu pesta kita benar-benar tampil cantik hingga membuat kita tidak berhenti mengamatinya….” Jantung Hye Mi berdegup kencang. “Dia adalah Song Hye Rin, kapten tim basket juga. Aigoo, rupanya Raja dan Ratu basket yang menjadi Raja dan Ratu pesta.”

Deg! Kyuhyun, Hye Rin, Dong Hae dan Hye Mi tersentak. Kenapa bukan Hye Mi? (TBC)

 
Copyright (c) 2010 The Little Black Star and Powered by Blogger.