Minggu, 01 Januari 2012

Cross Love (Part 3)


Hye Rin membuka pintu mobil lalu keluar. Saat dia akan menutup pintu mobil kembali, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah Hye Mi dan dia kenal betul pemilik mobil itu. Itu mobil Kyuhyun dan dia tidak sendirian. Hye Mi muncul dari dalam mobilnya.
“Rin-chan, kau sudah pulang bersama… oppa?” Hye Mi yang keluar dari mobil Kyuhyun tampak kaget.

“Kau juga baru pulang bersama Kyu?”

Kyuhyun keluar, seperti halnya Dong Hae. Sejenak mereka berempat saling tatap satu sama lain. Lalu Hye Rin tertawa.

“Kenapa kalian jadi seperti manekin? Jangan sampai ahjumma-ahjumma di sekitar sini pingsan karena dua pangeran di sini,” ucap Hye Rin. “Yang satu pangeran ikan, yang satu pangeran setan. Wah, luar biasa!”

“Aku akan segera pulang. Mian, Rin-nie. Aku tidak bisa mampir,” ucap Kyuhyun.

“Memangnya siapa yang mengajakmu mampir, setan?”

“Yak, kau ini! Kalau begitu aku mampir saja.”

“Sudah, pulang sana! Aku lelah sekali, Kyu. Kecuali kalau kau mau menemani eomma memasak makan malam.”

“Andweee… Ya sudah aku pulang dulu ya. Bye, Hye Mi-ah…”

Ekspresi Hye Rin berubah seketika. Kyuhyun bahkan tidak merasa bersalah dengan kata-katanya barusan. Dia bukannya mengucapkan Rin, tapi Mi. Tapi Hye Rin berusaha menepis pikiran gila itu, lagi pula mungkin Kyu berkata seperti itu karena dia mengantar Hye Mi tadi.

“Aku juga pamit dulu ya, Rin-nie.”

Dong Hae melajukan mobilnya. Tersisa dua yeoja yang sama-sama sibuk dengan pikiran gila masing-masing.

“Ummm, Mimie aku masuk dulu. Nanti malam mau nonton bersama? Aku punya DVD thriller baru.”

“Ne, tapi setelah itu nonton film romantis ya. Di rumahku saja. Aku akan buatkan cemilan yang banyak.”

“Baiklah. Bye.”

Dua yeoja memasuki rumah masing-masing, sama-sama berusah menghapus prasangka yang ada di hati mereka.

^0^

“Selamat malam, ahjumma. Mimie ada?” Hye Rin membungkukkan badan pada Park ahjumma.

“Hye Rin-ah, langsung masuk saja. Kenapa baru datang sekarang? Kami baru saja membereskan makan malam,” sapa Park ahjumma.

“Ani, aku sudah makan malam ahjumma. Malam, ahjusshi…” sapanya pada Park ahjusshi.

“Rin-ah, mau nonton bola bersama ahjusshi?” ajak ahjusshi.

“Aku sudah janjian dengan Mimie nonton DVD bersama. Mian, ahjusshi. Aku ke atas dulu,” jawabnya.

Hye Rin mengetuk pintu kamar Hye Mi, sesaat kemudian Hye Mi membuka pintu.

“Ayo, ada yang ingin ku perlihatkan padamu,” Hye Mi menarik tangan sahabatnya itu dan mendudukkannya di hadapan laptopnya. Rupanya Hye Mi sedang mengamati foto-foto sekumpulan anak kecil dengan seorang namja di tengah-tengah mereka dan Hye Rin tahu betul itu adalah Kyuhyun. Dia terlihat lucu dan kewalahan.

“Lucu sekali wajahnya. Benar kan, Rin-chan? Tadi sore seru sekali. Kyu oppa kelihatan kesal karena anak-anak itu.”

Hye Rin masih diam. Dia belum bisa menghentikan pikirannya. Seingatnya Hye Mi bukan tipe yeoja yang suka mengambil foto orang diam-diam bahkan Dong Hae sekalipun. Nah, sekarang kenapa harus Kyuhyun?

“Mimie, kenapa kau mengambil foto Kyu?”

“Habis, oppa lucu sekali. Aku merasa harus mengabadikannya. Hahaha…”

“Kita nonton saja yuk! Aku sudah tak sabar nonton DVD yang ku beli tadi bersama Dongie,” Hye Rin mengalihkan pembicAraan.

Sekarang malah Hye Mi yang terdiam. Dia hanya memandang lurus ke arah Hye Rin yang memutar DVD dan mengambil bantal dari tempat tidurnya.

“Oppa… menemanimu membeli DVD?”

“Ne, tadi di perjalanan pulang aku mengajaknya mampir sebentar untuk membeli DVD. Ternyata seleranya bagus juga. Aku hanya membawa uang yang cukup untuk satu DVD jadi aku memintanya memilihkan yang paling bagus menurutnya. Dan dia memilihkan ini.”

Walau kecewa, tapi Hye Mi berusaha membuat dirinya memahami bahwa Dong Hae menemani Hye Rin karena kebetulan saja. Bukannya mereka pulang bersama, jadi yah wajar-wajar saja kalau sekalian mampir untuk sekedar membeli DVD.

“Kau tidak lelah nonton sambil berdiri?”

“Oh, iya benar,” Hye Mi, yang tersentak langsung mengambil bantal dan tiduran di sebelah Hye Rin.

Dua sahabat itu menonton DVD dengan pikiran masing-masing. Hye Rin berusaha untuk konsentrasi pada filmnya tapi tetap saja dia tak habis pikir bagaimana mungkin Hye Mi mengambil foto Kyuhyun dengan alasan lucu. Dia sudah lama mengenal sahabatnya itu dan itu sama sekali bukan sifatnya yang biasa.

^0^

Kyuhyun sedang memilih-milih DVD game yang akan dia beli saat tanpa sengaja dia melihat Dong Hae juga kelihatan mencari sesuatu.

“Hyung, sedang apa?” sapa Kyuhyun.

“Oh, kau rupanya, Kyu. Aku sedang memilih DVD thriller. Kau sendiri?” Kyu memperlihatkan DVD gamenya. “Ara, pasti game lagi.”

“Mau minum kopi?”

Beberapa menit kemudian, mereka sudah duduk-duduk di suatu café dekat toko DVD. Hal yang tidak biasa karena mereka jArang bicara hanya berdua seperti sekarang. Mereka selalu berempat.

“Ini, ku titipkan padamu saja,” Dong Hae menyodorkan bungkusan yang berisi DVD pada Kyuhyun.

“Mwo? Apa ini?”

“Itu DVD thriller, Rin-nie pasti suka. Aku sedang melihat-lihat tadi dan saat melihat DVD ini aku teringat padanya.”

“Arasseo…” jawab Kyuhyun seadanya. “Oh, ya. Besok boleh aku berangkat ke klub bersama Mi-ah? Menurutku sangat tidak efektif kalau aku yang naik mobil sendirian dan Mi-ah harus naik bis sendirian juga.”

“Hahaha, bicaramu aneh sekali. Tentu saja tidak apa-apa, lagi pula aku juga harus latihan basket dan aku senang jika ada yang menemani Mi-ah.”

“Kita seperti bertukar yeojachingu saja ya, hahaha.”

Dua namja itu hanya tertawa ringan.

^0^

Hye Rin terduduk lemas, berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

“Kemana staminamu yang bagus itu, Ratu Basket?” Dong Hae tertawa sambil memantul-mantulkan bola di tangannya.

“Kebetulan saja aku sedang dalam suasana yang buruk sekarang. Lihat saja, kapan-kapan aku pasti mengalahkanmu, Dongie!”

“Tapi yang jelas hari ini kamu kalah, jadi kau harus mentraktirku. Arasseo?”

“Ne… Ara, Ara…” Hye Rin meneguk minumannya banyak-banyak.

“Aku mau makan jajangmyeon, tteokbokki, spaghetti, pizza, lalu makanan penutupnya…”

“Kau minta ditraktir apa mau merampok? Aku mentraktirmu semangkuk jajangmyeon saja, minumnya kau bayar saja sendiri.”

“Andweee… apa-apaan itu? Namanya ditraktir harusnya seratus persen gratis!”

“Di perjanjian kan tidak ada aturan mentraktir apa saja. Lagi pula itu sudah seratus persen gratis jajangmyeon.”

“Aish, kau benar-benar pelit.”

“Kajja, aku tahu tempat jajangmyeon yang enak.”

Hye Rin menarik tangan Dong Hae, dan memaksa Dong Hae untuk membiarkannya menyetir mobil. Kemudian mereka tiba di depan kedai jajangmyeon.

“Ahjumma jajangmyeon dua ya…” kata Hye Rin pada seorang wanita paruh baya.

“Kau mengenalnya?”

“Ne, si setanKyu itu sering makan di sini dan sering memintaku menemaninya makan. Kami sering adu makan sampai sudah tak kuat makan lagi.”

Mereka mengambil tempat duduk di paling pojok. Tak lama kemudian, pesanan mereka datang dan Dong Hae mulai melahap jajangmyeon di hadapannya.

“Mmmm…. Ternyata jajangmyeon gratis lebih enak ya rasanya.”

Mereka berdua tertawa. Lalu tiba-tiba ada sebuah suara yang menghentikan candaan mereka.

“Kalian sedang apa di sini?” ternyata Hye Mi sudah berdiri di dekat mereka. Dan dia tidak sendiri, Kyuhyun yang berdiri di depan meja kasir sedang berjalan menuju mereka.

“Kau tahu, tadi Hye Rin kalah tanding denganku, jadi sebagai hadiahnya dia harus mentraktirku makan jajangmyeon. Kau sendiri?” Dong Hae menjawab dengan tenang.

“Tadi eomma memintaku membeli jajangmyeon untuk makan malam karena dia sibuk dan tidak sempat masak. Lalu Kyu oppa mengajakku kesini, katanya ini adalah tempat jajangmyeon yang paling enak.”

“Rin-nie, aku juga mau ditraktir,” Kyuhyun duduk di sebelah Hye Rin dan sukses dijitak oleh Hye Rin. “Yak, kau hobi sekali menjitak kepalaku. Bagaimana kalau aku jadi babo sepertimu?”

“Kau itu memang sudah babo, Kyuuuu,” Hye Rin mencubit pipi Kyuhyun gemas.

“Aku sudah selesai, ayo pulang sama-sama,” ucap Dong Hae.

Hye Mi menyelesaikan pembayarannya dan membawa bungkusan jajangmyeon. Setibanya di luar, Hye Rin hendak membuka pintu mobil Kyuhyun tapi kemudian terhenti. Ada tangan lain yang juga hendak membuka pintu mobil Kyuhyun.

“Oh, mian, Rin-chan. Aku lupa karena tadi Kyu oppa yang mengantarku, dan kau diantar Hae oppa. Ku pikir kau akan ikut Hae oppa lagi.”

“Gwenchana, kau mau ikut Kyu?”

“Ani,” Hye Mi menghampiri mobil Dong Hae.

Hye Rin tampak diam selama perjalanan. Setengah hati merasa tidak enak pada Hye Mi, tapi setengahnya lagi dia merasa apa yang dia lakukan sudah benar. Kyuhyun kan namjachingunya.

“Gwenchanayo, Rin-nie?”

“Tumben kau tidak memanggilku babo?”

“Jadi kau lebih suka dipanggil babo? Kau benar-benar yeoja yang aneh. Aku kan sedang berusaha bersikap romantis padamu, chagiya…” Kyuhyun mengeluarkan evil smirknya.

“Hentikan Kyu, atau aku akan menjitakmu seratus kali.”

“Bisakah kau memanggilku oppa, seperti Hye Mi-ah? Sekaliii saja.”

“Shireo, aku tidak akan pernah dan kamu jangan pernah berharap. Lagi pula usia kita kan hampir sama Kyu.”

“Tapi kau kan lebih muda satu tahun dariku, jadi sepantasnya kau memanggilku oppa. Hye Mi-ah saja memanggilku oppa, kenapa kau yeojachinguku tidak mau?”

“Kalau begitu kau jadi namjachingunya Mimie saja.”

“Benar juga. Lagi pula Mimie itu tidak babo sepertimu.”

“Kau… Lebih suka bersama Mimie dari pada denganku?” tiba-tiba Hye Rin bertanya serius.

“Mwo? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?”

“Habis, kau selalu membandingkan aku dengan Mimie.”

“Kau cemburu ya?” lagi-lagi Kyuhyun tersenyum evil.

“Aku serius Kyuuuu….!”

Sejenak Kyu tersenyum, tapi tidak evil. Dia menggenggam tangan Hye Rin hangat. “Bagaimanapun juga kau yeojachinguku. Dan aku sudah memberikan hatiku padamu sejak aku menembakkan bola basket waktu itu.”

Wajah Hye Rin bersemu merah. “Hentikan kata-kata itu, Kyu. Kau tampak mengerikan tahu!” Hye Rin melepaskan genggaman tangannya, sebelum jantungnya tambah tidak karuan. Kyuhyun masih tersenyum manis.

Di mobil Dong Hae, Hye Mi juga berputar-putar dengan perasaan yang tidak karuan. Dia merasa tidak enak pada Hye Rin, dan merasa sangat bodoh.

“Gwenchanayo, Mi-ah?”

“Aniyo, tadi oppa bagaimana bisa mengalahkan Rin-chan?” Hye Mi mengalihkan pembicaraan.

“Oh, itu. Kenapa pertanyaanmu itu seolah meragukan kemampuanku? Aku ini kan kapten tim basket.”

“Bukan begitu oppa, aku tidak bermaksud begitu…” Hye Mi tampak merasa bersalah dan hampir menangis.

“Hei, kenapa kau seperti itu? Santai saja, aku kan cuma bercanda.”

“Mianhae, oppa. Aku takut oppa marah padaku.”

“Kau perlu sedikit lebih santai agar tidak dipermainkan orang. Lihat Hye Rin-ah. Dia tidak terlihat kesusahan tiap aku bertemu dengannya. Kau harus banyak belajar darinya.”

Hye Mi terdiam sesaat, “Apa oppa menyukai Rin-chan?”

“Ya, aku suka caranya bermain basket.”

“Hanya itu?”

“Waeyo? Jangan bilang kau cemburu.”

“Ani, aku hanya merasa oppa dan Rin-chan tampak cocok.”

Dong Hae tersenyum, “Tapi aku memilihmu, bukan dia.”

Walau Dong Hae mengucapkannya sambil tetap serius menyetir, Hye Mi merasa ada kehangatan dalam ucapan Dong Hae tadi. Dia sudah cukup lega.

^0^

“Kalian berempat harus datang ya. Terutama kau, Hye Rin. Jangan coba-coba memakai T-shirt dan celana basket. Temanya adalah Kingdom party dan akan ada pemilihan Raja dan Ratu pesta dan Best couple,” Seohyun menjelaskan dengan penuh semangat.

Hye Rin dan Dong Hae menatap selebaran School Promnite yang diberikan Seohyun tadi. Kyuhyun dan Hye Mi sebaliknya, malah tampak bersemangat.

“Kami pasti datang, dan aku pastikan ketampananku ini akan jadi pusat perhatian para yeoja, hahaha,” Kyuhyun tertawa licik.

Hye Rin menjitak kepala Kyuhyun tanpa bicara.

“Aigoo, kenapa harus ada pemilihan-pemilihan yang tidak penting begini? Norak sekali,” kata Dong Hae malas-malas.

“Kan bagus oppa, ayo kita harus menang,” Hye Mi sangat bersemangat.

“Kau tahu, aku akan benar-benar mengenakan T-shirt dan celana basket.”

“Dasar babo,” kali ini Kyuhyun yang menjitak kepala Hye Rin. “Jangan sampai kau mempermalukanku nanti.”

“Tenang saja, oppa. Aku akan mendandani Rin-chan sampai kau akan menatapnya terus.”

“Kalau itu benar-benar terjadi berarti aku harus siap-siap menjitak kepalanya selama pesta berlangsung,” kata Hye Rin.

“Pokoknya besok kau harus mengikuti perintahku, Rin-chan.”

“Terserah kau saja, tapi aku tetap memilih gaunku sendiri.”

^0^

Hye Rin mengikuti Hye Mi dengan malas-malasan. Hye Mi mulai mencoba-coba beberapa gaun yang berhasil membuat mata Hye Rin silau berkali-kali.

“Rin-chan, apa ini bagus?”

“Ne…” jawab Hye Rin tanpa melihat ke arah Hye Mi.

“Aku sudah mencoba 8 gaun dan jawabanmu tetap seperti itu, Rin-chan.”

“Ya, memang gaun-gaun itu cocok untukmu semua. Dari pada aku menjawab aniyo terus?”

Hye Mi hanya geleng-geleng kepala.

“Aku pilih yang ini saja, agasshi,” ucap Hye Mi pada pelayan dengan menyerahkan gaun berwarna pink. “Sekarang, kita pilih gaun yang cocok untukmu.”

Hye Rin mulai mencoba gaun-gaun, atau lebih tepatnya kemeja yang menurutnya nyaman dipakai. Berkali-kali Hye Rin harus mengganti bajunya karena Hye Mi terus menggelenggkan kepalanya tanda tak suka.

“Rin-chan, kita butuh gaun ke promnite. Bukan baju untuk nonton basket,” kata Hye Mi saat Hye Rin keluar dengan T-shirt dan celana basket.

“Tapi aku suka ini Mimie.”

“Pilih GAUN!” Hye Mi menekan kata gaun untuk lebih memperjelas.

“Arasseo, ini adalah pakaian terakhir dan kalau kau tidak juga suka, aku akan langsung pulang.”

Hye Rin kembali menutup tirai ruang ganti. Beberapa menit kemudian dia keluar dan Hye Mi tampak ternganga. Hye Rin mengenakan gaun hitam gothic tapi sangat cantik dan sesuai dengan karakternya *kalo bingung, gaunnya kayak gaunnya Avril Lavigne di mv alice*.

“Ini satu-satunya gaun yang ku suka di butik ini,” kata Hye Rin.

“Kenapa tidak mencoba itu dari tadi? Kita kan tidak perlu berlama-lama di sini? Itu cantik sekali, Rin-chan. Seleramu bagus juga.”

“Oh, syukurlah akhirnya kita bisa pulang.”

“Tapi kau tidak boleh pulang ke rumahmu. Aku sudah menelepon Song ahjumma bahwa kau akan tinggal di rumahku sampai malam.”

“Untuk apa?”

“Kau pikir aku akan membiarkanmu menggunakan gaun itu tanpa make up?”

Hye Rin hanya bisa menghela nafas pasrah.

^0^

Hye Rin cepat-cepat mencuci mukanya saat Hye Mi mengatakan waktunya habis. Dia benar-benar sudah tidak tahan mengenakan masker.

“Sekarang apa lagi?” Tanya Hye Rin setelah serangkaian perawatan yang mereka lakukan di kamar Hye Mi.

“Sekarang waktunya mandi dan mendandanimu sebelum berangkat,” jawab Hye Mi. “Eits, tunggu! Kau harus memakai ini.”

Hye Mi memberikan sekotak peralatan mandi pada Hye Rin.

“Kenapa kau tidak membuka salon saja?”

Hye Mi mendorong tubuh Hye Rin dan menutup pintu kamar mandi. Dia sendiri menuju kamar Hye Sung dongsaengnya untuk numpang mandi. Selang beberapa menit, mereka berdua mulai bersiap-siap, atau lebih tepatnya hanya Hye Mi saja. Karena Hye Rin hanya duduk pasrah menerima perlakuan Hye Mi pada wajahnya.

^0^

Bel rumah Hye Mi berbunyi. Park ahjumma membukakan pintu dan ternyata Dong Hae berdiri di depan pintu bersama Kyuhyun.

“Anyeong haseo, ahjumma,” sapa Dong Hae dan Kyuhyun bersamaan.

“Oh, Dong Hae dan Kyuhyun. Hye Rin dan Hye Mi sedang bersiap-siap.”

“Kami sudah selesai, eomma,” suara Hye Mi dari atas. “Ayo, Rin-chan.”

“Ugh, tiba-tiba aku merasa tidak enak badan.”

Hye Mi turun sambil menggandeng Hye Rin yang kesulitan berjalan dengan high heels di kakinya. Dong Hae dan Kyuhyun terpana.

“Sudah kubilang aku pakai sepatu boots saja.”

“Ssst, kau diam saja. Lihat namja-namja ini sampai ternganga melihatmu. Bahkan Hae oppa saja mengacuhkanku.”

Dong Hae tersentak. “Ah… bukan begitu Mi-ah, kau tetap yang paling cantik.”

“Kajja, kita sudah hampir terlambat.”

Mereka berempat berangkat. Kyuhyun tersenyum selama perjalanan. Hye Rin merasa rishi dengan sikapnya itu.

“Kau ini sudah gila ya?”

“Ani, hanya saja aku tidak menyangka bebek buruk rupa sepertimu bisa menjadi Cinderella.”

Lagi-lagi wajah Hye Rin memerah. “Er… kita sudah sampai,” dia mengalihkan pembicaraan.

Mereka berempat memasuki ballroom dimana sudah banyak siswa yang mulai berdansa di sana. Yeoja-yeoja penggemar Kyuhyun dan Dong Hae berteriak-teriak tidak karuan.

“Omo, Dong Hae oppa benar-benar tampan. Dia pasti jadi Raja pesta malam ini dan aku dengan senang hati bersedia menjadi Ratunya.”

“Kyuhyun oppa juga sangat menawan. Aku tidak bisa berhenti menatapnya. Tapi siapa yeoja yang digandenganya itu? Apa dia sudah putus dengan Song Hye Rin?”

Hye Rin berjengit mendengar yeoja-yeoja itu lupa padanya.

“Ku rasa Raja dan Ratu pesta adalah Dong Hae oppa dan Park Hye Mi. Mereka benar-benar pasangan sempurna.”

“Tapi pasangan Kyuhyun dan yeojachingunya yang baru juga sangat menawan.”

“Kan masih ada Best couple.”

“Aaaah, yang pasti akan ada persaingan ketat antara mereka berempat.”

“Ngomong-ngomong, kenapa Kyuhyun oppa bisa putus dengan si Ratu basket ya?”

“Lalu siapa yeoja itu? Aku tidak pernah melihatnya di Shinhwa.”

‘Kenapa promnite menjadi acara gossip?’ pikir Hye Rin.

“Kau tampak tidak nyaman. Minumlah dulu,” Kyuhyun menyodorkan segelas minuman padanya.

“Gomawo… Aku hanya ingin malam ini segera berakhir dan aku bisa membersihkan make up sial ini dari wajahku.”

“Benar kan, Rin-chan, mereka tidak mengenalimu,” sela Hye Mi.

“Ya, sekali-kali kau juga harus berpenampilan seperti ini. Yeoja yang waras pasti tahu itu,” Kyuhyun menambahkan.

“Yak, maksudmu apa bicara seperti itu hah?”

Dong Hae dan Hye Mi geleng-geleng kepala.

“Oh, aku tidak tahan lagi. Aku mau ke toilet,” Hye Rin menyerahkan minumannya pada Kyuhyun dan berlari kecil ke toilet.

“Oppa, aku mau minum. Bisakah kau ambilkan aku minuman?” pinta Hye Mi.

“Baiklah,” Dong Hae meninggalkan Hye Mi berdua dengan Kyuhyun.

Tiba-tiba, ballroom itu menjadi gelap. Hye Mi yang takut gelap spontan memeluk Kyuhyun erat. Sementara itu, Hye Rin yang sedang berada di toilet cepat keluar. Dia berusaha berjalan dalam keadaan yang gelap itu. Tapi dia tersandung kaki meja. Dia tidak bisa menjaga keseimbangannya dengan high heels yang dia pakai sehingga dia terjatuh dan mengenai tubuh seseorang dan posisinya tepat di atas orang itu.

“Oh, mian…” kemudian lampu kembali menyala dan ballroom jadi terang seperti biasa.

Kyuhyun yang sedang berpelukan dengan Hye Mi mendadak berdebar-debar. Hye Mi sadar dia tidak pernah dipeluk oleh Dong Hae dan Kyuhyun pun tidak pernah memeluk Hye Rin seperti ini. Mereka kemudian tersadar dan cepat-cepat melepas pelukan mereka.

“Mianhae, oppa. Aku takut gelap.”

“Gwenchana, aku mengerti.”

Dong Hae dan Hye Rin terdiam. Hye Rin merasakan hembusan nafas Dong Hae yang hangat di wajahnya, yang tak pernah dia alami saat bersama Kyuhyun. Dong Hae pun tidak pernah merasakan sedekat ini dengan yeoja, bahkan Hye Mi sekali pun. Hye Rin cepat-cepat bangun dan membetulkan gaunnya diikuti dengan Dong Hae yang tampak gugup.

“Mianhae, Rin-nie.”

“Aku yang harus minta maaf, aku… kurang hati-hati tadi.”

Mereka berdua berjalan menuju Kyuhyun dan Hye Mi yang masih dengan ekspresi gugup mereka. Dong Hae menyodorkan minuman di tangannya. Hye Mi meneguk minuman itu sampai habis.

“Nah, sekarang kita tiba pada saat yang kita tunggu-tungu. Pemilihan Raja dan Ratu pesta dan Best couple!” Seohyun berdiri di pentas dengan bersemangat.

Seluruh siswa merasa deg-degan dan penuh semangat, menunggu siapa yang terpilih.

“Seperti yang kalian ketahui empat pasangan yang terpilih pada malam ini akan mendapat kesempatan untuk menjadi sampul Shinhwa weekly dan akan dipampang di mading sekolah.”

“Ayo cepat umumkan saja,” semuanya sudah mulai tak sabar.

“Ok, pertama kita umumkan Raja dan Ratu pesta. Dan… Raja pesta adalah…. Lee Dong Hae, kapten tim basket yang tampil sangat memukau malam ini!”

Yeoja-yeoja penggemar Dong Hae berteriak-teriak. Hye Mi tersenyum dengan semangat. Dalam hati dia ingin sekali menjadi Ratu pesta agar bisa bersanding dengan namjachingunya itu.

“Kali ini, Ratu pesta kita benar-benar tampil cantik hingga membuat kita tidak berhenti mengamatinya….” Jantung Hye Mi berdegup kencang. “Dia adalah Song Hye Rin, kapten tim basket juga. Aigoo, rupanya Raja dan Ratu basket yang menjadi Raja dan Ratu pesta.”

Deg! Kyuhyun, Hye Rin, Dong Hae dan Hye Mi tersentak. Kenapa bukan Hye Mi? (TBC)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 The Little Black Star and Powered by Blogger.