Minggu, 01 Januari 2012

Cross Love (Part 5)

Annyeong... akhirnya sampai di Part 5. Rencananya episode berikutnya bakal jadi ending buat cerita ini. Happy Reading...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hye Rin duduk dengan wajah yang mengisyaratkan bahwa dia sudah menderita kebosanan stadium 10. Bagaimana tidak? Sudah 2 jam dia di apartemen Kyuhyun, dan selama 2 jam itu juga Kyuhyun hanya menundukkan wajahnya pada PSP kesayangannya itu.

“Kyuuuu…” dia menghampiri Kyuhyun.

“Hm?” Kyuhyun masih asyik bermain game.

“Kita jalan-jalan saja, yuk! Aku bosan. Atau nonton?”

“Nonton saja. Aku punya DVD baru.”

“Jinja?” Kyuhyun hanya mengangguk. Hye Rin langsung menghampiri koleksi DVD Kyuhyun yang hampir semuanya adalah game, dan dia menemukan satu DVD yang masih terbungkus rapi. Hye Rin memutar DVD itu. “Wah thriller. Kyu pengertian sekali. Hihihi…”

Hye Rin mulai asyik menonton film, tapi Kyuhyun ternyata masih asyik memainkan PSPnya. Hye Rin tambah kesal. Apa gunanya nonton kalau Kyu tidak menemaninya?

“Kyu, berhenti main game. Bagaimana bisa kau mengerti ceritanya, kalau sambil main?”

“Aish, kau nonton saja dulu, nanti aku menyusul. Jangan ganggu, aku hampir menang.”

Hye Rin mengerucutkan bibirnya. Sudah mulai kesal. Lima menit, sepuluh menit, dua puluh, tiga puluh menit, habis sudah kesabarannya. Dia merebut PSP itu dari tangan Kyuhyun.

“Memangnya kau sesibuk itu main game sampai kau tidak punya waktu untuk menemaniku? Padahal saat kau bersama Mimie, kau bahkan tidak menatap PSP ini.”

“Aish, kenapa kau bawa-bawa Hye Mi-ah? Kau pikir hanya aku yang begitu? Kau juga bersikap sangat manis pada Dong Hae, sementara padaku? Hampir setiap waktu kau menjitak kepalaku yang berharga ini!”

“Itu karena kau selalu menyebalkan, Kyu! Apa kau mau pacaran dengan PSPmu saja, huh?”

“Kalau aku menyebalkan lalu kau apa? Dari wajahmu terlihat jelas bahwa kau begitu memuja Dong Hae hyung. PSP ini bahkan lebih baik darimu!”

“Apa kau bilang? Kau tidak sadar caramu memandangi Mimie itu terkadang juga membuatku risih. Aish, aku sudah tidak tahan lagi. Aku mau pulang!”

“Pulang saja, memang lebih tenang rasanya kalau aku sendirian dari pada terus mendengar ocehanmu!” seru Kyuhyun. Hye Rin mengambil tasnya dan cepat-cepat keluar. “Dan aku tidak mau mengantarmu!” tambahnya.

‘Siapa juga yang minta diantar olehnya?’ pikir Hye Rin. Dia menuju halte bus terdekat. Dia tidak ingin pulang. Satu-satunya hal untuk melampiaskan kekesalannya adalah basket.

^0^

Berkali-kali Hye Mi mengganti channel di televisinya, tetap saja tak ada yang menarik. Mang-manga yang dia beli beberapa hari yang lalu bersama Kyuhyun pun sudah habis dia baca.

“Hm… apa aku ke toko buku saja? Siapa tahu ada seri baru,” dia mengambil ponselnya yang tergeletak di tempat tidur. “Mudah-mudahan Dong Hae oppa tidak sibuk.”

Ditekannya angka 2. Teleponnya tersambung, tapi tak ada jawaban. Dicobanya sekali lagi.

‘Yoboseo,’ akhirnya Dong Hae mengangkat teleponnya.

“Oppa, aku ingin ke toko buku. Bisa temani aku?”

‘Bukannya kau baru pergi beberapa waktu yang lalu?’

“Benar, tapi aku benar-benar bosan sekarang ini oppa. Manga-manga itu sudah ku baca semua.”

‘Maaf, aku tidak bisa.’

Lagi? Kali ini alasan apa lagi yang dibuat Dong Hae? Hye Mi sudah hampir kehilangan kesabarannya.

“Jangan bilang oppa mau latihan basket lagi.”

‘Ada apa denganmu? Kenapa berkata seperti itu?’

“Kenapa oppa selalu menghindariku? Aku ingin ditemani oppa,” tangis Hye Mi tertahan.

‘Apa maksudmu? Aku benar-benar tidak bisa menemanimu. Aku sudah janji latihan basket dengan…’

“Rin-nie…” Hye Mi melanjutkan ucapan Dong Hae yang tertahan. “Jangan lanjutkan karena aku sudah bosan mendengarnya, oppa. Setiap kali aku meminta oppa menemaniku, oppa selalu menyiapkan seribu alasan untuk menghindarinya. Oppa lebih banyak menghabiskan waktu dengan Rin-chan dari pada aku.”

Dong Hae menghela nafas, lalu berkata, ‘Kau pikir aku tidak bosan? Kau selalu menelepon dan memintaku menemanimu ke sana sini. Aku bukan asisten yang harus menemanimu kemana pun kau pergi.’

Deg! Seakan ponsel di tangannya berubah menjadi palu besar yang menghantam kepalanya. *Iklan obat sakit kepala* Hye Mi menangis.

“Kenapa kau mengatakan itu oppa? Aku hanya ingin terus bersama oppa.”

‘Aku bosan kalau harus bersamamu setiap saat. Aku juga butuh waktu untuk diriku sendiri.’

“Apa oppa akan berkata seperti itu kepada Hye Rin? Apa oppa pernah menolak ajakannya untuk main basket sekali saja?” Hye Mi memburunya dengan pertanyaan yang selama ini ada di benaknya. Dong Hae tidak bisa menjawab. Hanya terdengar suara nafasnya. “Oppa… tidak bisa menjawabku?”

‘Aku lelah, maaf,’ Dong Hae memutuskan teleponnya. Hye Mi semakin terisak mendengar jawaban Dong Hae itu.

“Aku juga lelah padamu, oppa…”

^0^

Hye Mi pov

Aku membantu eomma memasak dengan setengah hati. Ucapan Dong Hae oppa kemarin masih berputar seperti tape recorder di kepalaku. Apa oppa benar-benar sudah bosan padaku dan mulai menyukai Rin-chan? Apa semua ini salahku yang selalu memintanya menemaniku? Tapi aku kan hanya ingin menghabiskan banyak waktu dengannya.

“Hye Mi-ah, gwenchanayo? Wajahmu terlihat murung dari tadi,” suara eomma mengagetkanku.

“Ah, aku… gwenchana, eomma. Mungkin kelelahan saja.”

“Kalian sudah lama tidak pergi bersama. Apa ada masalah?” Tanya eomma lagi.

“Mwo? Siapa maksud eomma?”

“Tentu saja aku membicarakan kau dan Hye Rin. “

Hye Rin? Benar juga, akhir-akhir ini kami jarang menghabiskan waktu bersama. Ini kan masalahku dan Dong Hae oppa, kenapa aku harus marah padanya?

“Nanti malam akan ada pesta kembang api. Ajaklah Hye Rin menemanimu. Walau aku tidak tahu apa masalah kalian, tapi aku tahu betul antara kalian berdua sedang ada sesuatu yang mengganjal. Suasana nanti malam mungkin bisa merubah keadaannya,” kata eomma dan merebut pisau yang kugunakan memotong wortel dari tadi.

“Gomawo, eomma,” hanya itu yang bisa kukatakan pada eomma. Ku lepaskan apron merah muda yang ku pakai, lalu naik ke kamarku. Ku raih ponselku dan menekan angka 1, panggilan cepat untuk Rin-chan.

‘Yeoboseo.’

“Rin-chan, kau tahu kan nanti malam ada pesta kembang api.”

‘Ne, wae?’

“Ayo kita pergi bersama. Sudah lama kita tidak jalan-jalan sebagai sepasang sahabat kan?”

‘Tadinya aku tidak mau pergi, tapi kalau Mimie yang mengajak aku mau. Baiklah.’

“Jinja? Nanti akan ku traktir kue beras sepuasmu. Otthe?”

‘Terserah kau saja.’

“Baiklah, sampai nanti, Rin-chan.”

Pip. Suasana hatiku sedikit membaik sekarang.

^0^

Kyuhyun pov

Kejadian kemarin membuatku benar-benar kesal pada Hye Rin. Aku sudah berusaha dengan baik menerimanya di apartemen ini. Yah, mungkin aku memang terus bermain game. Tapi dia butuh perlakuan seperti apa lagi? Lihat saja kelakuannya sendiri. Setiap waktu hanya bisa menjitakku. Mana mungkin aku bisa bersikap manis pada orang yang selalu menyiksaku seperti itu? Kalau kelakuannya pada semua orang seperti itu sih, tidak apa-apa. Tapi pada Dong Hae hyung, bahkan sekali saja aku tidak pernah melihat dia berekspresi jahat padanya.

Aku benar-benar tertekan kali ini. Hm, mungkin ada baiknya ku ajak Hye Mi ke game center. Ku telepon saja dia.

“Hye Mi-ah, mau tidak ke game center malam ini?”

‘Nanti malam?’ Hye Mi balik bertanya.

“Wae? Kau ada acara?”

‘Aniyo, hanya saja… nanti malam kan ada pesta kembang api.’

“Begitu ya…” aku berpikir sejenak. Pesta kembang api kelihatannya tidak terlalu buruk. “Kalau begitu kita pergi ke pesta kembang api saja.”

‘Entahlah, aku baru janjian dengan Rin-chan…’

“Arasseo, aku akan tinggal di apartemen saja sendirian.” Huft, pada akhirnya aku tetap saja sendirian.

‘Eh, kalau begitu aku pergi dengan oppa saja. Akan ku batalkan janjiku dengan Rin-chan.’

“Benarkah tidak apa-apa? Aku senang mendengarnya. Akan ku jemput ke rumahmu nanti malam.”

‘Tidak usah, oppa. Kita bertemu di sana saja.’

“Baiklah, kalau begitu sampai jumpa nanti malam.” Pip.

Mungkin dengan Hye Mi aku bisa melupakan kekesalanku pada Hye Rin. Tanpa sengaja mataku tertuju pada bungkusan di dekat koleksi DVDku. Itu adalah DVD yang Dong Hae hyung beli untuk Hye Rin. Yang benar saja, dia menyuruhku memberikannya pada Hye Rin. Ku remas bungkusan itu lalu ku lempar begitu saja ke lantai.

^0^

Hye Rin pov

Ponselku bordering kembali dan nama Mimie kembali muncul di layar. Ada apa lagi dengannya?

“Ada apa, Mimie?”

‘Um… Rin-chan, mengenai rencana kita yang tadi. Kita batalkan saja ya. Tiba-tiba aku harus mengunjungi rumah nenekku.’

“Ara… Aku memang tidak begitu ingin pergi.”

‘Mianhae, Rin-chan…’ suara Hye Mi terdengar seolah sangat menyesal.

“Kenapa minta maaf? Aku hanya ingin pergi karena kau yang mengajak tadi kan? Kalau kau tidak bisa ya tidak apa-apa. Jangan merasa bersalah begitu,” ucapku. Sesaat hanya terdengar desahan nafas Hye Mi. Sebenarnya dia kenapa?

‘Baiklah, ku traktir kue beras kapan-kapan ya…’

“Ne.”

Pip. Aneh sekali dia. Tadi tiba-tiba menelpon dan mengajakku ke Pesta Kembang Api. Baru selang beberapa menit dia sudah membatalkannya dan minta maaf. Aku tidak merasa keberatan sama sekali. Lalu ponselku kembali berdering. Hari ini ponselku sering sekali mendapat panggilan.

‘Hye Rin-ah, kau sedang apa?’ rupanya Dongie yang menelpon.

“Kenapa aku harus memberitahumu?”

‘Karena nanti malam aku akan mentraktirmu kue beras. Mau?’

“Hm… aku ini orang yang sibuk, Dongie. Tapi kalau kue beras sepuasnya mungkin akan ku pertimbangkan.”

‘Aku mengerti, kau bisa makan sepuasmu. Jadi sampai jumpa di pesta kembang api.’

Pip. Yah, selagi Hye Mi mengunjungi rumah neneknya tidak ada salahnya aku menerima ajakan Dongie.

^0^

Dong Hae pov

Aku mencari-cari Hye Rin di antara banyaknya orang. Kemana anak itu?

“Kau mencari apa?” tiba-tiba seseorang berbisik tepat di telingaku dan membuatku merinding.

“Aish, suaramu itu seperti bisikan setan,” aku setengah berteriak pada Hye Rin yang berdiri di dekatku. “Tentu saja aku mencarimu dari tadi. Ku pikir kau tidak datang.”

“Untuk kue beras gratis aku pasti datang. Kau tidak lupa kan, janjimu?”

“Iyaaaa, tenang saja. Kajja, kita makan kue beras di pinggir jalan itu sambil menunggu kembang api.”

Kami makan kue beras sepuasnya. Sesekali Hye Rin mengajakku adu makan, dan tentu saja aku selalu kalah sehingga dia selalu punya kesempatan untuk menjitak kepalaku. Tapi aku senang bisa bercanda seperti ini dengannya. Lebih-lebih setelah pertengkaranku dengan Hye Mi kemarin.

“Dongie, kau tahu film thriller yang berjudul Orphan? Memang sudah agak lama sih, tapi aku belum nonton. Kau punya DVDnya?”

“Orphan?” kelihatannya aku familiar dengan film itu. Bukannya itu film yang ku titipkan pada Kyuhyun waktu itu. “Kau belum nonton?”

“Belum, akhir-akhir ini aku jarang nonton.”

“Tapi sudah lama aku menitipkannya pada Kyuhyun. Aku sengaja membelikannya untukmu.”

Hye Rin terdiam, seperti orang yang sedang berpikir. Apa mungkin Kyuhyun belum memberikannya pada Hye Rin?

“Hei, kau memikirkan apa?” aku melambaikan tanganku di wajah Hye Rin. “Kyuhyun belum memberikan DVD itu padamu?”

“Kyu… dia.. oh, sudah. Tapi aku… aku lupa… Hei, itu kembang apinya!” Hye Rin menunjuk langit yang kini menjadi terang dengan kembang api.

“Kajja, aku tahu tempat yang paling bagus untuk melihatnya!” ajakku.

^0^

Author pov

Kyuhyun dan Hye Mi mengamati kembang api yang indah itu di tepi sungai Han. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang berbulan madu. Hye Mi merebahkan kepalanya di bahu Kyuhyun. *Kalo bingung, persis kayak Taeyeon sama Siwon di mv seoul*

“Kau menikmatinya?” Tanya Kyuhyun.

“Tentu saja. Aku senang kau di sini untuk menemaniku.”

Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan Hye Mi.

“Di sini, Rin-nie. Kau pasti tidak akan kecewa!” tiba-tiba Kyuhyun mendengar suara namja di dekatnya. Sepertinya dia familiar dengan suara itu.

“Benar sekali, Dongie! Di sini lebih indah. Aku suka!” sahut seorang yeoja, yang Kyuhyun juga merasa mengenal suara itu.

Hye Mi yang sedang bersandar di bahu Kyuhyun juga memiliki pikiran yang sama. Dia seolah membeku, tak tahu harus berbuat apa.

Namja dan yeoja itu adalah Dong Hae dan Hye Rin yang sedang menikmati kembang api. Mereka kelihatan bersemangat sekali sampai kaki Dong Hae yang berdiri di sebelah Kyuhyun tanpa sengaja mengenainya.

“Oh, mianhae, aku tidak sengaja,” Dong Hae minta maaf pada orang yang terkena kakinya itu. Tapi.. dia kelihatannya kenal. “Kyu, kau kah itu?”(TBC)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 The Little Black Star and Powered by Blogger.