Minggu, 01 Januari 2012

Cross Love (Part 4)

Dong Hae membisikkan sesuatu pada Seohyun.

“Maaf, kurasa ada kesalahan di sini. Yeojachinguku itu Park Hye Mi. Coba kau cek lagi.”

“Tapi di sini tertulis begitu,” Seohyun berbisik pada Dong Hae. “Untuk penjelasan, ini dipilih sesuai polling favorit peserta promnite malam ini. Jadi hubungan pribadi tidak berpengaruh di sini. Song Hye Rin, silakan ke atas panggung.”

Hye Rin menoleh ke arah Kyuhyun dengan tatapan ‘tolong-aku’. Kyuhyun membalas tatapannya dengan ‘tidak-apa-apa-naiklah’. Hye Rin memahami maksud Kyuhyun, dia maju dan berdiri di sebelah Dong Hae.

“Andwe, jadi dia itu Song Hye Rin?” semua yeoja yang dari tadi jadi tukang gossip mulai saling berbisik.

Seohyun memasangkan mahkota pada Dong Hae dan Hye Rin, memasangkan slempang, dan memberikan buket bunga.*Hye Rin : Kayak pemilihan Putri Indonesia ajah! Dong Hae : Berarti gue Putra Indonesia dong! Hye Mi : Oppa, tidak ada pemilihan Putra Indonesia. Kyuhyun : Aish, kalian bertiga sama-sama babo! Ini Korea, halloooo.* (author : gak usah ditanggepin!)

“Selanjutnya kita umumkan Best Couple. Ini dipilih berdasarkan pendapat siswa-siswa Shinhwa mengenai pasangan paling cocok di sekolah kita. Dan… Best couple adalah… Kyu-Mi. Cho Kyuhyun dan Park Hye Mi.”

Jder! Rasanya seperti disambar petir. Pasangan paling cocok? ‘Jadi maksudnya aku dan Kyu tidak cocok?’ pikir Hye Rin dalam hati. Kyuhyun sendiri maju dengan ekspresi yang datar. Hye Mi beda lagi, wajahnya seperti anak-SD-yang-akan-dihukum-Kepala-Sekolah-karena-datang-terlambat. Dia menatap Hye Mi sambil bergumam ‘Mianhae…’ pada Hye Rin yang hanya membalasnya dengan senyuman getir.

^0^

Pagi itu, rasanya Hye Rin ingin pura-pura sakit dan segera pulang. Fotonya bersama Dong Hae semalam terpampang dimana-dimana. Bukan hanya itu, yang lebih menyakitkan adalah Best Couple Kyu-Mi yang juga tidak kalah ramai ditempel di seluruh sekolah, bahkan di kantin gambar mereka berempat terpampang jelas. Dan tidak berhenti di situ. Karena foto mereka yang menjadi sampul Shinhwa weekly menarik perhatian orang-orang bahkan di luar Shinhwa, sekolah jadi banyak didatangi wartawan. Bahkan Dong Hae ditawari main film dan Khyuhyun jadi model.

Kepala sekolah Lee Sooman tentu saja senang bukan main karena ini sangat berguna bagi eksistensi sekolah dan tentu saja dirinya sendiri.

“Iya, mereka tidak hanya punya wajah yang menawan tapi prestasi mereka di sekolah juga sangat baik. Lihat, Raja dan Ratu ini? Mereka adalah kapten tim basket dan berkali-kali menjuarai berbagai kompetisi basket. Bahkan tahun lalu menjuarai tingkat nasional. Dan Best couple, namja ini bernama Cho Kyuhyun. Tahun lalu dia mendapat medali emas dalam olimpiade matematika. Dan yeoja ini adalah siswa terbaik di kelas spesial…”

Mereka berempat malah berekspresi sebaliknya. Mereka dipaksa untuk menjadi sampul majalah terkenal di Seoul dengan seragam sekolah. Awalnya Hye Rin jantungan karena setiap hari dia hampir tidak pernah memakai seragam lengkap. Setelah memohon ke sana kemari, dia akhirnya mendapat pinjaman.

“Say kimchi…”

Mereka berempat tersenyum dipaksakan lantaran posisi mereka sangat-sangat tidak mengenakkan. Dong Hae duduk bersandingan dengan Hye Rin sementara Kyuhyun dan Hye Mi di belakang mereka. *foto keluarga*

^0^

Hye Mi pov

Sudah seminggu berlalu sejak skandal Pasangan yang Tertukar itu.*jadi inget sinetron* Kami berempat sudah sepakat untuk menganggap ini bukan masalah yang besar dan hanya kebetulan semata. Wartawan-wartawan yang kurang kerjaan itu sudah berhasil dibasmi. Kami mulai lega, walau wajah kami masih ada di mana-mana.

Aku menelusuri rak buku tempat aku menyimpan koleksi manga. Aish, aku lupa membeli seri baru. Hmm, skandal itu benar-benar menyita waktu sampai aku lupa update koleksiku. Aku menekan angka 2 di ponselku, panggilan cepat untuk Dong Hae oppa.

‘Ada apa Mi-ah?’

“Oppa, aku lupa update manga baru. Ayo temani aku…” pintaku.

‘Mian, aku lelah sekali hari ini Mi-ah. Kau tidak apa-apa kan, pergi sendiri?’

Selelah itukah sampai dia tidak mau menemaniku? Hm, tapi aku tidak boleh memaksanya juga.

“Begitu… Baiklah, aku akan pergi sendiri. Oppa istirahat saja.”

Pip. Huft, lagi-lagi harus pergi sendirian. Kalu dipikir-pikir selama ini Dong Hae oppa bukannya menemaniku, tapi mengantarku saja. Karena dia pasti hanya menunggu di luar. Apa aku harus mengajak Hye Sung? Tapi tungu… tiba-tiba aku teringat seseorang. Ku tekan angka 3.

“Yeoboseo, Kyuhyun oppa…”

^0^

Hye Rin pov

Andweeee… Eomma pergi bersama Appa dan Ha Rin Eonnie TANPA PAMIT PADAKU! Dan lebih parahnya lagi tidak ada makanan. Hanya note kecil yang menggantung di pintu kamarku.

‘Jangan panik dan lapor polisi dulu. Kami tidak diculik. Eomma, Appa, dan Eonnie pergi ke rumah Bibi Jang. Hanya dua hari. Kami pastikan akan pulang dengan selamat.

Eomma-Appa-Eonnie

Justru sekarang aku ingin sekali melaporkan mereka bertiga ke polisi dengan tuduhan penganiayaan anak usia dini. Dengan meninggalkanku sendiri tanpa makanan itu sama saja dengan menganiaya aku. Itu artinya aku harus memasak sendiri. Huaaaaa…..

Cepat-cepat ku ambil ponselku dan menekan angka 2.

‘Yeobo…’

“Kyuuuuu… tolong aku!” aku langsung berteriak tidak karuan.

‘Aish, kau mau merusak gendang telingaku huh?’

“Tapi aku benar-benar panik sekarang. Tidak ada Eomma, tidak ada Appa, tidak ada Ha Rin Eonnie. Aku benar-benar sekarat Kyu!”

‘Lalu apa hubungannya kau sekarat dengan berteriak-teriak padaku?’

“Mmm…hehehe…” aku merubah gaya bicaraku. “Kyu, bisakah kau… er… menemaniku belanja lalu memasak, lalu sebagai hadiahnya kau bisa makan malam gratis di rumahku.”

‘Andwe… Aku tidak mau! Aku sibuk, sangat sibuk! Lagi pula aku tidak mau besok masuk rumah sakit karena keracunan makanan yang buat.’

Pip! Tut, tut, tut….

Huaaa… Eomma, Appa, Eonnie, kenapa ada orang yang lebih jahat dari kalian bertiga? Lalu bagaimana nasibku? Eits, tunggu! Masih ada satu orang lagi. Aku yakin dia mau menemaniku. Ku tekan angka 3.

‘Yeoboseo…’

“Dongie… Syukurlah ada kau!”

^0^

Kyuhyun pov

Yang benar saja! Dia memintaku menemaninya belanja, lalu memasak, dan… aish, aku sampai merinding kalau mengingatnya. Memakan makanan yang dibuat oleh tangannya sendiri. Aku belum siap mati. Main game di kamarku berjuta-juta kali lebih baik dari pada memenuhi keinginannya itu. Aku meraih PSP ku dan mulai bermain. Tapi kemudian permainanku terganggu oleh suara ponsel di sebelahku. Ah, ku abaikan saja. Tapi aku agak sedikit terganggu dengan nada dering ponselku itu. Aish, Hye Rin, kau cari mati. Ku pause gameku dan menatap layar ponsel. Ternyata Hye Mi.

‘Yeoboseo, Kyuhyun oppa…’

“Ne. Ada apa?”

‘Umm, sebenarnya tadi aku meminta Dong Hae oppa, tapi dia tidak bisa. Jadi… aku meneleponmu.’

“Meminta apa?”

‘Aku ingin ke toko buku. Oppa bisa tidak menemaniku? Aku janji tidak akan lama.’

“Ne, aku akan menemanimu. Lama juga tidak apa-apa. Aku sedang tidak ada kerjaan di sini.”

‘Jinja? Wah, aku senang sekali oppa. Nanti ku traktir sepulang dari toko buku. Sampai nanti.’

Pip. Aku mengambil kunci mobilku dan bergegas ke rumah Hye Mi. Yah, setidaknya aku tidak akan keracunan karena menemani Hye Mi kan?

^0^

Dong Hae pov

Kuletakkan ponsel di meja sebelah tempat tidurku. Maafkan aku, Hye Mi. Tapi aku benar-benar tidak dalam kondisi yang siap untuk mati-kebosanan-karena-menunggu-orang-membeli-buku. Mungkin alasan lelah memang sengaja ku buat, tapi kalau aku menemaninya pada akhirnya aku akan lelah juga kan? Aku baru saja merebahkan tubuhku di tempat tidur saat ponselku bernyanyi lagi. Aku sudah bersiap-siap dengan suara lelah yang dibuat-buat. Tapi ternyata nama yang tertera di layar ponselku adalah Basket Queen.

“Yeoboseo…” sapaku, tidak jadi menggunakan suara lelah.

‘Dongie… Syukurlah ada kau!’

“Waeyo?”

‘Oh, kau tahu? Aku benar-benar sekarat saat ini. Aku hanya sendirian di rumah. Eomma, Appa, dan Ha Rin Eonni pergi ke rumah Bibi Jang selama 2 hari. Bagaimana ini?’

“Lalu?”

‘Aish, jangan bilang kau akan memperlakukan aku seperti Kyu si setan gila itu.’

“Bukan, bukan itu maksudku, tapi…”

‘Arasseo… Kau tidak mungkin sejahat dia. Kau bisa kan, menemaniku belanja, memasak, dan kau bisa makan malam gratis di rumahku. Yayaya? Jebal…’

Aku terkikik geli mendengarnya bicara.

‘Jangan tertawa seperti itu. Aku baru saja ditelantarkan oleh Kyu.’

“Ara, aku akan segera ke sana.”

‘Jinja? Sudah ku duga kau bukan setan seperti Kyu. Sampai nanti.’

“Ne.”

Pip. Dia benar-benar lucu dan bisa ku bayangkan ekspresinya seperti apa saat ini. Aku mengenakan jaket hitamku dan mengambil kunci mobil. Mian, Hye Mi-ah. Aku benar-benar tidak tega mendengar Hye Rin sendirian.

^0^

Author pov

Sudah satu jam Dong Hae menemani Hye Rin berputar-putar di minimarket dan troli yang mereka bawa dari tadi hanya berisi beberapa bungkus ramyun dan minuman. Berkali-kali Hye Rin mengeluhkan kemampuan memasaknya yang jika diskala dari 0 sampai 10 mungkin dia hanya mendapat nilai 1,5. Semua bahan yang dari tadi Dong Hae sarankan selalu dia letakkan lagi sambil berkata, “Aku tidak ahli mengolah bahan yang ini.” Kenyataannya dia memang tidak ahli mengolah apa-apa.

“Menurutku kita pulang saja dan makan ramyun,” kata Dong Hae akhirnya.

“Ya, benar juga. Ayo, kita pulang saja. Aku sudah pusing dari tadi memutari minimarket ini,” Hye Rin mendorong trolinya. “Tapi kau tidak apa-apa makan malam ramyun saja?”

“Kalau makan denganmu pasti kenyang,” jawab Dong Hae.

“Kau menggodaku?”

“Iya, aku memang sedang menggodamu.”

Hye Rin hanya tertawa datar. Tapi sial sekali karena ucapan Dong Hae itu membuat jantungnya jadi tidak terkontrol. Cepat-cepat dia mendorong trolinya ke kasir.

“Huft, akhirnya kita bisa mendapatkan bahan makanan yang kita inginkan,” ucap Hye Rin sambil meletakkan belanjaannya yang hanya berupa ramyun dan minuman di meja dapur.

“Kau bicara begitu seolah kiita sudah membeli ikan, daging, bermacam sayuran, buah, dan cemilan padahal hanya ramyun saja. Lalu sekarang apa?”

“Kau masih bertanya. Tentu saja bantu aku memasak ramyun.”

“Membantumu? Kau bilang sudah bisa memasak ramyun. Ku pikir aku hanya tinggal menunggu makan malam.”

“Hihihi, sebenarnya aku hanya bisa menyalakan kompor dan menuangkan air, selebihnya Ha Rin eonnie yang biasa melanjutkan. Aku kan tidak tahu tingkat kematangan yang baik,” Hye Rin nyengir.

“Ya sudah, kau duduk saja. Aku khawatir bukannya menyalakan kompor, kau malah membakar rumahmu sendiri.”

“Aniyo, aku akan menemanimu Dongie…”

Dong Hae merebus ramyun yang mereka beli tadi. Hye Rin hanya membantu mencicipi saja.

“Aigoo, ternyata kau bisa masak juga Dongie. Memang beda dengan Kyu. Dia hanya bisa mengataiku, padahal dia sendiri juga tidak bisa masak. Ck, ck, ck, ini enak sekali.”

“Ini kan makanan instan, semua orang pasti bisa membuatnya.”

“Tapi aku tidak,” balas Hye Rin santai sambil terus menikmati ramyunnya. Dong Hae hanya bisa menggelengkan kepalanya.

^0^

“Kau dan Dong Hae hyung baik-baik saja kan?” Tanya Kyuhyun.

“Kenapa bertanya seperti itu?”

“Kenapa malah kau yang bertanya padaku? Aku merasa wajahmu dari tadi kusut sekali.”

“Aku memang sedikit kesal. Kami sudah lama tidak kencan, tapi ku ajak menemaniku saja dia tidak mau,” jawab Hye Mi cemberut.

“Jadi aku hanya menjadi pelampiasan kemarahanmu padanya?”

“Tentu saja tidak. Aku bingung, tidak bisa marah padanya. Tenang saja aku mengajakmu karena memang kau teman yang baik, oppa,” Hye Mi tersenyum lebar. “Kalu oppa ingin pergi ke suatu tempat, aku bersedia menemani oppa.”

“Ya, memang harus begitu. Ini ku anggap hutang.”

Hye Mi masih tersenyum lebar. Dia memilih-milih manga kembali. Hari ini rasanya berlama-lama di toko buku tidak membosankan lagi karena Kyuhyun menemaninya dengan sabar. Hal yang tidak pernah dilakukan Dong Hae yang hanya bisa menunggunya di luar.

“Oppa, kenapa kau suka main game?”

“Itu sama saja aku bertanya kenapa kau suka manga?”

“Kenapa malah kau yang bertanya padaku?”

“Hahaha, percayalah kalau bermain game kau pasti tidak ingin berhenti. Mau bukti?”

Hye Mi mengangguk bersemangat.

“Ayo ikut aku ke suatu tempat.”

Kyuhyun membawa Hye Mi ke game center. Hye Mi sempat takjub melihat mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang dewasa yang mengunjungi tempat itu tampak sibuk bermain game. Kyuhyun mengambil tempat duduk dan memainkan salah satu game. Hye Mi memperhatikan baik-baik. Dan hanya dalam beberapa menit Kyuhyun menang.

“Oppa, kau memang hebat. Aku juga ingin main.”

Hye Mi pun ikut bermain dengannya. Berkali-kali dia kalah, tapi dia sangat menikmatinya. Dalam hati dia berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Kyuhyun yang membawa suasana baru untuknya.(TBC)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 The Little Black Star and Powered by Blogger.